Istanbul (ANTARA) - Amerika Serikat (AS), Minggu (21/12) menyeru Thailand dan Kamboja untuk menghentikan pertempuran dan sepenuhnya melaksanakan Kesepakatan Perdamaian Kuala Lumpur menyusul bentrokan kembali pecah di wilayah perbatasan yang disengketakan kedua negara.

Dalam pernyataannya, Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa AS terus mendesak Kamboja dan Thailand untuk mengakhiri permusuhan, menarik senjata berat, menghentikan pemasangan ranjau darat, serta melaksanakan secara penuh Kesepakatan Perdamaian Kuala Lumpur.

Kesepakatan tersebut mencakup mekanisme untuk mempercepat pembersihan ranjau darat dan menyelesaikan persoalan perbatasan.

AS juga menyambut baik pertemuan para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada Senin, yang bertujuan mendukung Kamboja dan Thailand agar sepenuhnya memenuhi komitmen mereka untuk mengakhiri konflik tersebut.

Kedua negara menandatangani perjanjian damai pada Oktober lalu dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, dengan disaksikan Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

Namun, perjanjian itu kemudian ditangguhkan setelah sejumlah tentara Thailand mengalami luka serius akibat ledakan ranjau darat di salah satu provinsi perbatasan.

Pihak berwenang Thailand menyatakan sebanyak 21 tentara Thailand dan satu warga sipil tewas dalam bentrokan yang masih berlangsung. Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri Kamboja melaporkan 18 warga sipil Kamboja tewas dan 78 lainnya luka-luka.

Thailand juga menyebutkan bahwa 33 warga sipil lainnya meninggal dunia sebagai dampak tidak langsung dari situasi konflik tersebut.

Sumber: Anadolu

 

 


Pewarta : Yoanita Hastryka Djohan
Editor : Hence Paat
Copyright © ANTARA 2025