Oleh Jelvitson Budiman

Bank Indonesia (BI) juga ditugaskan untuk mengendalikan inflasi di daerah sehingga terus melakukan berbagai kegiatan sehingga inflasi di daerah tetap terjaga dengan baik.

Kota Manado, merupakan daerah yang cukup unik karena hamper setiap bulan pemicu inflasinya yakni bahan makanan terlebih lagi komoditas cabai rawit yang bias naik hingga 300 persen dalam waktu yang cukup singkat.

Cabai merupakan tumbuhan yang berwarna merah dan kecil, meskipin kecil cabai sangatlah diminati oleh banyak orang karena cita rasa pedas yang dikeluarkan ketika dimakan cabai sering digunakan atau dipakai pada bahan makanan keberadaan cabai sendiri sering kita jumpai di lingkungan sosial kita seperti dipasar tradisional atau di kebun.

Meskipun cabai memiliki bentuk yang sangat kecil tetapi sangatlah diminati oleh banyak orang sebagai pelengkap untuk kebutuhan dapur.

Di Provinsi Sulawesi utara keberadaan cabai atau sering disebut dengan “rica” sangatlah diminati tepatnya di Kota Manado, banyak masyarakat sangat suka dengan cabai karena cita rasa yang pedas sangat membangkitkan selera makan dan sebagai penguat rasa pada bahan makanan.

Melihat kebutuhan cabai di Kota Manado sangatlah tinggi karena peminatnya cukup banyak sedangkan untuk persediaan cabai sendiri itu kurang sehingga menekan masalah inflasi atau kenaikan harga pada cabai itu sendiri karena pasokan cabai sangat kurang.

Tidak hanya di Kota Manado akan tetapi di kabupaten-kabupaten lain yang ada di Provinsi Sulawesi Utara yang sangat meminati cabai sebagai bahan pelengkap untuk masakan baik di rumah sendiri atau pun ditempat usaha seperti kantin, rumah makan, restoran. Bahkan masalah kenaikan harga pada cabai lebih tinggi dua kali lipat seperti yang terjadi di kabupaten kepulauan sangihe dan kabupaten kepulauan sitaro.

Begitu banyak upaya pemerintah provinsi maupun pemerintah daerah  dalam rangka mengatasi masalah kenaikan harga cabai karena kebutuhan akan cabai sangat banyak tetapi upaya tersebut tidak efektif atau tidak membawah pengaruh besar terhadap kenikan harga cabai yang ada di Sulawesi utara lebih kususnya dkota Manado.

Kepala BI Perwakilan Sulut Peter Jacobs mengatakan di tengah maraknya kenaikan harga cabai pada beberapa tempat di Sulawesi utara  dan sulitnya untuk mengatasi masalah tersebut, Bank Indonesia (BI) turut ambil bagian dalam dalam mengingat masalah kenaikan harga cabai yang sulit untuk teratasi  dengan membuat gebrakan dalam bentuk program-program untuk meminimalisir peningkatan harga ditingkat pedagang.

“Sejak tahun lalu kami mengembangkan klaster cabai di Kabupaten Minahasa, Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Sitaro,” katanya.

Dia mengatakan pengembangan klaster ini akan pihaknya lakukan juga di kabupaten dan kota lainnya, mengingat konsumsi cabai di Sulut cukup tinggi hingga ke pelosok desa.

Kemudian tahun ini, ada program rumah rica (cabai) yakni setiap rumah di imbau harus menanam rica, yang nanti bibitnya akan diberikan oleh Bank Indonesia (BI).

“Program ini kami akan bekerjasama dengan universitas yang ada di Sulut, pada saat Kuliah Kerja Nyata (KKN) akan diikutsertakan program tyersebut,” jelasnya.

Ke dua program tersebut akan membawa dampak yang baik di Provinsi Sulawesi Utara demi terjaganya stabilisasi inflasi yang ada  mengenai masalah kenaikan harga Cabai.

Peter mengatakan dalam mencegah atau mengatasi masalah kenaikan harga cabai yang ada di daerah ini, marilah kita menanam pohon cabai (Rica) di rumah kita masing-masing karena mengingat kebutuhan cabai (Rica) kian meningkan sedangkan ketersediaan dari cabai (Rica) sangat kurang sehingga mengakibatkan kenaikan harga cabai  untuk itu marilah kita menanam pohon cabai (Rica).

Untuk menunjang gebrakan dari ke dua program tersebut makan perlunya ada dukungan dari pemerintah provinsi maupun pemeritah kabupaten/kota yang ada di provinsi Sulawesi utara dalam hal ini menjalin Hububungan Kerja sama untuk mensosialisasikan di daerah-daerah pelosok atau yang ada di daerah perbatasan tepatnya ada di kabupaten Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kabupaten Kepulauan Sangihe karena mengingaat akses transportasi untuk menuju ke kabupaten tersebut harus menempuh jalur laut.

Harapan saya kedepanya agar supaya setiap program yang telah dibuat tetap di jaga kelangsungannya supaya harga cabai yang ada di provinsi Sulawesi utara  tetap stabil.

Serta perhatian pemeritah akan program tersebut karena kalau tanpa perhatian pemerintah nantinya setiap program yang telah dilaksanakan akan berjalan tidak efektif Dan juga untuk mengenai klaster cabai agar di adakan di setiap kabupaten/kota lainnya yang ada di Provinsi Sulawesi utara.***


Pewarta :
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024