Singapura, 8/10 (Antara/AFP) - Harga minyak dunia bangkit kembali di perdagangan Asia pada Kamis, karena investor mempertimbangkan kenaikan persediaan minyak mentah AS dan produksi
terhadap perkiraan oleh kepala OPEC tentang peningkatan permintaan.

         Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman November naik sembilan sen menjadi 47,90 dolar AS per barel, dan minyak mentah Brent untuk pengiriman November naik delapan sen menjadi 51,41 dolar AS per barel di perdagangan sore.

         Harga minyak turun pada Rabu setelah laporan Departemen Energi AS (DoE) menunjukkan stok minyak mentah komersial naik lebih besar dari perkiraan dalam pekan yang berakhir 2 Oktober, menunjukkan permintaan lebih lemah di negara konsumen minyak terbesar dunia itu.

         Persediaan minyak mentah naik 3,1 juta barel, lebih besar dari perkiraan pasar 2,25 juta barel. Itu membawa persediaan menjadi 461,0 juta barel, lebih dari 27 persen lebih tinggi dari setahun lalu.

         Produksi AS, yang telah turun 40.000 barel per hari di minggu sebelumnya, secara tak terduga melonjak 76.000 barel per hari, memupus harapan pengurangan dalam kelebihan pasokan minyak mentah global.

         Namun demikian, para pedagang juga mempertimbangkan kata sambutan Abdalla Salem El-Badri, Sekretaris Jenderal Organisasi Negara Negara Pengekspor Minyak (OPEC), bahwa permintaan akan meningkat lebih dari yang diproyeksikan tahun ini.

         "Permintaan minyak dunia diperkirakan meningkat 1,5 juta barel per hari pada 2015, lebih tinggi dari proyeksi awal," kata El-Badri dalam sebuah pernyataan kepada Dana Moneter Internasional (IMF).

         "Pada 2016, peningkatan kegiatan ekonomi global diantisipasi mendukung permintaan minyak dunia tumbuh sebesar 1,3 juta barel per hari."
    Sanjeev Gupta, yang mengepalai praktek minyak dan gas Asia Pasifik di perusahaan jasa profesional EY , mengatakan pasar sedang menunggu rilis risalah  dari pertemuan terakhir Federal Reserve untuk petunjuk lebih lanjut tentang kesehatan ekonomi AS pada Jumat, setelah data ketenagakerjaan mengecewakan pada minggu lalu.

    

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024