Manado, (AntaraSulut) - Bencana kekeringan di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) meluas ke 100 desa/kelurahan, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Reintje Tamboto.

"Bila beberapa pekan lalu hanya terjadi di 80 desa dan kelurahan yang mengalami kekeringan, sekarang ini terus meluas. Dampaknya warga kesulitan mendapatkan air bersih," kata Tamboto di Manado.

Dari sisi kerentanan, kata dia, sebenarnya 167 desa/kelurahan yang tersebar di 15 kecamatan mengalami kerentanan, sementara yang tergolong paling kritis sebanyak 100 desa/kelurahan.

"Kemarau sudah memasuki bulan ke empat. Kalaupun ada hujan hanya rintik-rintik, itupun tidak berlangsung lama," katanya.

Dia menambahkan, pemerintah daerah dibantu BPBD Provinsi Sulut terus mendistribusikan air bersih ke titik-titik yang tergolong kekeringan parah serta tidak memiliki sumber air bersih untuk mandi, cuci, kakus (MCK).

"Kami juga membangun tandon-tandon air atau tempat penampungan air sehingga bisa menjangkau semua warga yang memerlukan air bersih," katanya.

Bila musim kemarau ini terus berlanjut, dia memperkirakan sebagian besar wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe akan mengalami krisis air bersih.

Apalagi, kata dia, kemarau panjang ini selain mengeringkan sumber-sumber air bersih, beberapa sungai besar yang juga kering kerontang sehingga warga kesulitan melakukan MCK.

Beberapa kecamatan yang terkena bencana kekeringan cukup parah di antaranya Marore, Tatoareng, Tahuna Barat, Kendahe, Tabukan Utara, Manganitu, Tamako, Nusa Tabukan, Tabukan Selatan Tenggara, serta Tabukan Tengah. ***4***

Ridwan Ch

(T.K011/B/R010/R010) 29-09-2015 19:55:42

Pewarta : Karel A Polakitan
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024