Manado (ANTARA) - Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sulawesi Utara (Sulut) menyiapkan kuota sebanyak 500 orang pencari kerja (Pencaker) untuk menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) di tahun 2025.

"Tahun ini peluang kerja ke luar negeri bagi warga Sulawesi Utara (Sulut) terbuka lebar, pemerintah melalui BP3MI Sulut, menyediakan kuota bagi 500 orang," kata Kepala BP3MI Sulut Hendra Makalalag, di Manado, Rabu.

Dia mengatakan PMI asal Sulut akan ditempatkan di negara-negara yang menjalin kerja sama sistem government to government (G to G) seperti Jepang, Singapura, Malaysia, Hongkong, Taiwan, Korsel, Papua Nugini, serta beberapa negara di Eropa dan Timur Tengah.

“Tahun lalu Sulut diberi kuota 400 orang dan tercapai 379. Tahun ini naik jadi 500 orang,” katanya.

Dijelaskan Makalalag, pekerja migran Indonesia kebanyakan bekerja di Jepang melalui program specified skilled workers (SSW) atau pekerja berketerampilan spesifik pada profesi keperawatan, pengelolaan pembersihan gedung, pertanian dan industri layanan makanan.

“Di Jepang didominasi penjaga Lansia, kemudian pekerja pada pabrik pengalengan ikan, dan makanan. Kalau di Singapura dan Hong Kong kebanyakan bekerja pada sektor informal yaitu asisten rumah tangga,” jelasnya.

Sementara, katanya, di Papua Nugini untuk operator karena di sana banyak perusahaan kayu yang membutuhkan operator alat berat.

Ia mengimbau, kepada warga Sulut yang ingin memanfaatkan peluang kerja ke luar negeri agar menggunakan jalur resmi melalui pemerintah dengan melengkapi dokumen-dokumen yang dipersyaratkan. Kata Makalalag, syarat utama bekerja di luar negeri adalah menguasai  bahasa di negara penempatan.

“Kalau ingin bekerja ke luar negeri datangi kantor tenaga kerja di kabupaten/kota dan atau langsung datang ke BP3MI Sulawesi Utara," katanya. 

Terkait informasi dan persyaratan dapat diakses melalui web www.bp2mi.com, atau di media sosial BP2MI.
 

 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Hence Paat
Copyright © ANTARA 2025