Manado (ANTARA) - Penurunan harga cabai rawit mendorong Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengalami deflasi 0,11 persen pada Juli 2024.
"Tingkat deflasi secara month to month (m-to-m) Provinsi Sulawesi Utara bulan Juli 2024 sebesar 0,11 persen, dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 0,47 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Aidil Adha, di Manado, Kamis.
Dia mengatakan komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan deflasi m-to-m pada Juli 2024, yakni cabai rawit paling besar.
Harga cabai rawit di sentra perdagangan Sulut beberapa hari lalu mencapai angka di atas Rp100 ribu per kilogram dan kini turun menjadi Rp45 ribu per kg.
Kemudian, katanya, diikuti bawang merah, bawang putih, angkutan udara, telepon seluler, ikan cakalang/ikan sisik, jahe dan biskuit.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil atau sumbangan inflasi m-to-m, antara lain daging babi, tomat, air kemasan, daun bawang, daging, ayam ras, nasi dengan lauk, beras, kangkung.
Kemudian, katanya, ikan malalugis/ikan sorihi, kentang, cabai merah, ikan selar/ ikan tude, pisang, ikan deho, emas perhiasan, minyak goreng, tarif rumah sakit, buncis, mie, dan sabun mandi cair.
Pada Juli 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Sulawesi Utara sebesar 4,03 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,31.
Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan sebesar 6,68 persen dengan IHK sebesar 108,77 dan terendah terjadi di Kota Manado sebesar 2,65 persen dengan IHK sebesar 105,77.
Pada Juli 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,35 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,02 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,01 persen.
Kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen; kelompok transportasi sebesar 0,13 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,01 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,37 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,23 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,06 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen; dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,01 persen.
"Tingkat deflasi secara month to month (m-to-m) Provinsi Sulawesi Utara bulan Juli 2024 sebesar 0,11 persen, dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 0,47 persen," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Aidil Adha, di Manado, Kamis.
Dia mengatakan komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan deflasi m-to-m pada Juli 2024, yakni cabai rawit paling besar.
Harga cabai rawit di sentra perdagangan Sulut beberapa hari lalu mencapai angka di atas Rp100 ribu per kilogram dan kini turun menjadi Rp45 ribu per kg.
Kemudian, katanya, diikuti bawang merah, bawang putih, angkutan udara, telepon seluler, ikan cakalang/ikan sisik, jahe dan biskuit.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil atau sumbangan inflasi m-to-m, antara lain daging babi, tomat, air kemasan, daun bawang, daging, ayam ras, nasi dengan lauk, beras, kangkung.
Kemudian, katanya, ikan malalugis/ikan sorihi, kentang, cabai merah, ikan selar/ ikan tude, pisang, ikan deho, emas perhiasan, minyak goreng, tarif rumah sakit, buncis, mie, dan sabun mandi cair.
Pada Juli 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Sulawesi Utara sebesar 4,03 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,31.
Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan sebesar 6,68 persen dengan IHK sebesar 108,77 dan terendah terjadi di Kota Manado sebesar 2,65 persen dengan IHK sebesar 105,77.
Pada Juli 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi y-on-y, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,35 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,02 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,01 persen.
Kelompok kesehatan sebesar 0,02 persen; kelompok transportasi sebesar 0,13 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,01 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,37 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,23 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi y-on-y, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,06 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen; dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,01 persen.