Manado (ANTARA) - PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara dan Gorontalo (BSG) bekerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJk) Sulutgomalut terus meningkatkan edukasi keuangan kepada ratusan siswa di Kabupaten Bolaang Mongondouw (Bolmong), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"Untuk meningkatkan inklusi keuangan di Sulut maka BSG dan OJk menggelar kegiatan "BSG OJK Goes to School" sehingga sejak dini para siswa telah memahami pentingnya jasa keuangan," kata Direktur Operasional BSG Louisa Parengkuan, di Manado, Senin.
Dia mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk komitmen BSG dalam mendukung program pemerintah di bidang literasi dan inklusi keuangan.
"Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di Bolmong, serta Kabupaten Bolmong Selatan dan Kota Kotamobagu," katanya.
Dalam kegiatan ini, para siswa diajak untuk memahami pentingnya menabung, mengenal berbagai jenis produk keuangan, serta menghindari penipuan di dunia digital.
Selain itu, mereka juga diberikan kesempatan untuk membuka rekening tabungan di BSG, yakni simpanan pelajar atau Simpel, hanya dengan Rp5.000 saja sudah bisa memiliki rekening tabungan.
"Hal ini diharapkan dapat mendorong kebiasaan menabung sejak usia dini," jelasnya.
Bupati Bolmong Selatan Iskandar Kamaru, memberikan apresiasi yang tinggi atas pelaksanaan kegiatan "OJK Goes to School" di SDN 1 Molibagu. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 200 siswa sekolah dasar.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini, dengan memberikan edukasi keuangan sejak dini, kita telah menanamkan fondasi yang kuat bagi masa depan anak-anak kita," ujar Bupati Iskandar.
Penjabat (Pj) Wali Kota Kotamobagu Asripan Nani, mengapresiasi inisiatif OJK dan BSG dalam menanamkan kesadaran akan pentingnya literasi keuangan sejak dini.
"Dengan memberikan pemahaman tentang pengelolaan keuangan yang baik, kita berharap generasi muda Kotamobagu dapat tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan mandiri secara finansial," ujarnya.
Deputi OJK SulutGoMalut Yan Iswara Rosya, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan rasio literasi dan inklusi keuangan di Indonesia.
"Kami ingin anak-anak sejak dini sudah mengenal produk dan jasa keuangan, serta mengetahui cara mengelola uang dengan bijak," ungkapnya.
"Untuk meningkatkan inklusi keuangan di Sulut maka BSG dan OJk menggelar kegiatan "BSG OJK Goes to School" sehingga sejak dini para siswa telah memahami pentingnya jasa keuangan," kata Direktur Operasional BSG Louisa Parengkuan, di Manado, Senin.
Dia mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk komitmen BSG dalam mendukung program pemerintah di bidang literasi dan inklusi keuangan.
"Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di Bolmong, serta Kabupaten Bolmong Selatan dan Kota Kotamobagu," katanya.
Dalam kegiatan ini, para siswa diajak untuk memahami pentingnya menabung, mengenal berbagai jenis produk keuangan, serta menghindari penipuan di dunia digital.
Selain itu, mereka juga diberikan kesempatan untuk membuka rekening tabungan di BSG, yakni simpanan pelajar atau Simpel, hanya dengan Rp5.000 saja sudah bisa memiliki rekening tabungan.
"Hal ini diharapkan dapat mendorong kebiasaan menabung sejak usia dini," jelasnya.
Bupati Bolmong Selatan Iskandar Kamaru, memberikan apresiasi yang tinggi atas pelaksanaan kegiatan "OJK Goes to School" di SDN 1 Molibagu. Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 200 siswa sekolah dasar.
"Saya sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini, dengan memberikan edukasi keuangan sejak dini, kita telah menanamkan fondasi yang kuat bagi masa depan anak-anak kita," ujar Bupati Iskandar.
Penjabat (Pj) Wali Kota Kotamobagu Asripan Nani, mengapresiasi inisiatif OJK dan BSG dalam menanamkan kesadaran akan pentingnya literasi keuangan sejak dini.
"Dengan memberikan pemahaman tentang pengelolaan keuangan yang baik, kita berharap generasi muda Kotamobagu dapat tumbuh menjadi pribadi yang cerdas dan mandiri secara finansial," ujarnya.
Deputi OJK SulutGoMalut Yan Iswara Rosya, menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan rasio literasi dan inklusi keuangan di Indonesia.
"Kami ingin anak-anak sejak dini sudah mengenal produk dan jasa keuangan, serta mengetahui cara mengelola uang dengan bijak," ungkapnya.