Manado (ANTARA) - Khatib Shalat Idul Adha Drs H. Ramli Makatungkang MHI mengatakan dalam kondisi dan situasi saat ini dibutuhkan kebersamaan.
"Saat ini kaum Muslim diperhadapkan dengan berbagai situasi maka usaha dan upaya yang semestinya diwujudkan adalah kebersamaan di tengah kehidupan masyarakat dengan memperkuat ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah insaniyah," kata Khatib saat Shalat Idul Adha di Lapangan Sparta Tikala Manado, Senin.
Upaya-upaya tersebut, kata dia, dibingkai dalam wujud penguatan persatuan dan kesatuan karena dalam persatuan diharapkan tumbuh kedamaian dan bermula dari ketenangan jiwa manusia, hati yang tenang.
"Tidak akan ada kedamaian kalau di hati kita bercokol kebencian maka yang muncul adalah sifat dengki, iri hati, hasut, provokasi hingga menebar berita hoaks," katanya.
Apalagi di era digitalisasi saat ini yang disebut era milenial di mana sistem tatanan kehidupan melalui telepon cerdas seluruh informasi dapat diakses oleh siapa saja.
"Di sinilah dibutuhkan tabayun serta cek serta ricek, dilakukan dengan penuh kearifan dan sikap yang baik," katanya.
Komitmen persatuan dalam mewujudkan kedamaian, maka kepatuhan dan ketaatan kepada Allah dan Rasul serta ulul amri adalah rangkaian dari kepatuhan dan kepasrahan terhadap suruhan Allah.
Karena itu menurut Khatib, bila mana ketaqwaan terhadap Allah dan Rasul telah bersemai dalam diri pribadi muslim akan lahir pribadi yang utuh.
Hal itu dapat terwujud dari menyatukan jiwa dengan raganya, menyatukan bisikan hati dengan ucapannya, kata dengan perbuatannya, langkah dengan tujuannya, teguh dalam keyakinan, teguh tapi arif dan bijaksana.
Selain itu, senantiasa mengedepankan sikap saling menghargai, menjunjung tinggi toleransi, bersikap moderat sehingga mengerti serta menghormati siapa pun yang berbeda dengannya.
"Perbedaan merupakan rahmat dari Allah, tidak menuntut dan mengambil yang bukan haknya, tidak menahan dan mengambil apa yang menjadi hak orang lain," ujarnya.
"Saat ini kaum Muslim diperhadapkan dengan berbagai situasi maka usaha dan upaya yang semestinya diwujudkan adalah kebersamaan di tengah kehidupan masyarakat dengan memperkuat ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah insaniyah," kata Khatib saat Shalat Idul Adha di Lapangan Sparta Tikala Manado, Senin.
Upaya-upaya tersebut, kata dia, dibingkai dalam wujud penguatan persatuan dan kesatuan karena dalam persatuan diharapkan tumbuh kedamaian dan bermula dari ketenangan jiwa manusia, hati yang tenang.
"Tidak akan ada kedamaian kalau di hati kita bercokol kebencian maka yang muncul adalah sifat dengki, iri hati, hasut, provokasi hingga menebar berita hoaks," katanya.
Apalagi di era digitalisasi saat ini yang disebut era milenial di mana sistem tatanan kehidupan melalui telepon cerdas seluruh informasi dapat diakses oleh siapa saja.
"Di sinilah dibutuhkan tabayun serta cek serta ricek, dilakukan dengan penuh kearifan dan sikap yang baik," katanya.
Komitmen persatuan dalam mewujudkan kedamaian, maka kepatuhan dan ketaatan kepada Allah dan Rasul serta ulul amri adalah rangkaian dari kepatuhan dan kepasrahan terhadap suruhan Allah.
Karena itu menurut Khatib, bila mana ketaqwaan terhadap Allah dan Rasul telah bersemai dalam diri pribadi muslim akan lahir pribadi yang utuh.
Hal itu dapat terwujud dari menyatukan jiwa dengan raganya, menyatukan bisikan hati dengan ucapannya, kata dengan perbuatannya, langkah dengan tujuannya, teguh dalam keyakinan, teguh tapi arif dan bijaksana.
Selain itu, senantiasa mengedepankan sikap saling menghargai, menjunjung tinggi toleransi, bersikap moderat sehingga mengerti serta menghormati siapa pun yang berbeda dengannya.
"Perbedaan merupakan rahmat dari Allah, tidak menuntut dan mengambil yang bukan haknya, tidak menahan dan mengambil apa yang menjadi hak orang lain," ujarnya.