Manado,  (ANTARA Sulut) - Provinsi Sulawesi Utara mengembangkan limbah cangkang mutiara menjadi kerajinan yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.

"Cangkang mutiara bisa dipadukan dengan batok kelapa bisa menghasilkan kerajinan yang bernilai tinggi," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulut Jenny Karouw di Manado, Selasa.

Dia mengatakan di Likupang Kabupaten Minahasa Utara ada pembudidayaan mutiara yang cangkangnya hanya dibuang sebagai limbah.

Oleh karena itu, pemerintah akan memberdayakan masyarakat di sekitar perusahaan mutiara tersebut, agar memanfaatkan cangkang tersebut untuk dijadikan kerajinan.

Dia menjelaskan tumpukan kulit kerang itu hanya merupakan limbah setelah tidak dapat lagi menghasilkan mutiara yang terbaik dari budi daya, namun bisa dijadikan produk yang menghasilkan uang.

Cangkang kerang mutiara dari berbagai jenis dan ukuran itu akan dikembangkan pemanfaatannya menjadi aksesoris perempuan, penutup lampu, bingkai foto, gantungan kunci, perkakas rumah tangga.

Hasil kerajinan tangan masyarakat tersebut jika berkualitas bisa diekspor ke Yunani dan Maladewa, karena permintaan dari negara tersebut tinggi.

"Selain itu untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri," katanya.

Apalagi, katanya, para perajin tidak menyia-nyiakan limbah yang dihasilkan dari cangkang kerang.

"Serbuk sisa pemotongan (penggergajian) cangkang kerang masih bisa kami manfaatkan lagi untuk kerajinan lain, seperti mutiara imitasi dan bahan kosmetik," katanya.

Dia mengatakan sebelumnya masyarakat tidak menyadari bahwa serbuk gergaji kerang dapat dimanfaatkan.

"Mereka bisa memanfaatkan serbuk itu, maka sama sekali tidak menghasilkan limbah karena limbahnya bisa diolah lagi menjadi barang kerajinan," katanya.

Pewarta : Oleh Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024