Manado (ANTARA) - Kakanwil Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Utara (Sulut) H Sarbin Sehe mengatakan Idul Fitri adalah praktek toleransi dalam membumikan moderasi beragama.
"Idul Fitri adalah momen kembali merajut kebersamaan kemanusiaan," kata Sarbin, saat menjadi Khatib dalam Shalat Idul Fitri 1445 H, di Lapangan Tikala Manado, Rabu.
Sarbin mengatakan selain berdimensi soal ketuhanan Idul Fitri juga proses memanusiakan manusia untuk kemanusiaan.
Ia menjelaskan dimensi kasih sayang dan saling memaafkan begitu kuat dalam praktek merayakan Idul Fitri.
"Merelakan saling menghapus benang kusut dari sifat kemanusiaan," katanya.
Sebab itu, katanya, Idul Fitri adalah praktek toleransi, membumikan hidup yang harmonis antara umat beragama.
Sarbin mengatakan selamat merayakan Lebaran 1445 H, jagalah kerukunan dan kedamaian.
Ia menjelaskan sebuah hadis yang menyebutkan umat Islam yang berhasil menahan godaan selama bulan Ramadhan akan dihapus dari segala dosa dan kembali seperti bayi saat hari Idul Fitri.
"Kembali fitrah adalah anugerah yang dimiliki umat Islam," jelasnya.
"Idul Fitri adalah momen kembali merajut kebersamaan kemanusiaan," kata Sarbin, saat menjadi Khatib dalam Shalat Idul Fitri 1445 H, di Lapangan Tikala Manado, Rabu.
Sarbin mengatakan selain berdimensi soal ketuhanan Idul Fitri juga proses memanusiakan manusia untuk kemanusiaan.
Ia menjelaskan dimensi kasih sayang dan saling memaafkan begitu kuat dalam praktek merayakan Idul Fitri.
"Merelakan saling menghapus benang kusut dari sifat kemanusiaan," katanya.
Sebab itu, katanya, Idul Fitri adalah praktek toleransi, membumikan hidup yang harmonis antara umat beragama.
Sarbin mengatakan selamat merayakan Lebaran 1445 H, jagalah kerukunan dan kedamaian.
Ia menjelaskan sebuah hadis yang menyebutkan umat Islam yang berhasil menahan godaan selama bulan Ramadhan akan dihapus dari segala dosa dan kembali seperti bayi saat hari Idul Fitri.
"Kembali fitrah adalah anugerah yang dimiliki umat Islam," jelasnya.