Manado, 20/3 (AntaraSulut) - Pengamat ekonomi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado Joubert Maramis mengatakan gerakan nontunai yang dicanangkan oleh Bank Indonesia dapat menekan angka inflasi agar tetap stabil.

"Penggunaan nontunai mampu menekan inflasi dengan memperlambat uang beredar di tengah masyarakat," kata Dr. Joubert Maramis di Manado, Jumat.

Masyarakat Sulawesi Utara, kata dia, banyak yang konsumtif jadi kalau dapat uang tunai biasanya langsung dibelanjakan sehingga uang dengan cepat masuk ke pasar riil atau menambah permintaan di pasar barang dan jasa.

Dengam uang ditransfer ke rekening, secara psikologis, kata Joubert, orang malas mencairkan. Hal ini akan menunda uang beredar di pasar barang atau jasa dan ini bisa menahan inflasi.

Ia mengatakan bahwa mengendapnya uang di sistem perbankan akan membuat bank punya peluang untuk memutarnya di sektor kredit modal kerja, investasi, atau konsumtif.

"Jadi, uang berputar pada sektor produktif atau minimal tertahan agak lama di bank," jelasnya.

Kebijakan itu ditempuh, kata dia, karena adanya kecenderungan inflasi nasional karena melemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS belakangan ini.

"Jadi, kebijakan Bank Indonesia ini bagus untuk kondisi ekonomi Indonesia saat ini. Namun, kendala di daerah-daerah untuk transaksi kecil biasanya lebih disukai dalam bentuk tunai," jelasnya.

Transaksi nontunai atau sistem transfer antarrekening untuk memantau lalu lintas uang dan kedua untuk memperlambat inflasi.

Untuk mengefisienkan waktu dan tenaga dalam transaksi keuangan, baik swasta, pribadi, maupun pemerintah daerah (pemda).

Satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Provinsi Sulut saja, lanjut dia, perputaran uang mencapai beberapa triliun rupiah. "Bayangkan kalau dicairkan secara tunai, pasti repot dan memakan waktu," katanya.

Dalam sistem transaksi nontunai, kata dia, sebenarnya yang akan dapat keuntungan adalah perbankan walaupun tidak terlalu besar, yaitu biaya transfer antarbank atau rekening pemda ke rekening lainnya.


Pewarta : Oleh Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024