Manado (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Sulawesi Utara bersama Pemkab Minahasa Selatan, Program Selamatkan Yaki, Forkopimda, tokoh agama serta pemangku kepentingan lainnya mendeklarasikan perlindungan terhadap satwa liar.

"Pemerintah Kabupaten Minahasa selatan menyatakan dukungan sepenuhnya untuk pelestarian satwa liar dengan mengajak semua elemen agar bersama-sama melakukan upaya sosialisasi kepada masyarakat," kata Bupati Franky Donny Wongkar di Minahasa Selatan, Senin.

Pemerintah daerah, kata dia, akan menidaklanjuti hal tersebut dengan mengadakan pertemuan bersama forkopimda, para camat hingga lurah serta mengikutsertakan organisasi seperti FKUB, BKSAUA, PKK dan tokoh-tokoh masyarakat.

"Dalam waktu dekat kami akan turun langsung ke pasar bersama forkopimda untuk memantau langsung perdagangan satwa liar yang ada," ujarnya.

Dia menegaskan bahwa dalam menjalankan roda pemerintahan pihaknya mengacu pada aturan yang berlaku dalam penegakan hukum terhadap pelaku perdagangan satwa liar.

Karena itu kata dia, perlu dilakukan identifikasi pelaku perdagangan satwa liar di Minahasa Selatan dan kemudian melakukan edukasi dan komunikasi sehingga kebijakan yang ada bisa diterima masyarakat.

"Saya optimis jika semua elemen dilibatkan maka kita akan bisa mengatasi masalah tanpa melahirkan masalah baru," katanya menegaskan.

Sementara itu Kepala BKSDA Sulut Askhari Dg Masikki S.Hut mengapresiasi langkah Selamatkan Yaki dan Kabupaten Minahasa Selatan yang dengan cepat mau berkolaborasi mengkampanyekan pelestarian satwa liar.

"Deklarasi ini merupakan kegiatan moral yang harus kita menggaungkan terkait perlindungan satwa liar yang dilindungi. Kita di Sulut mempunyai keanekaragaman hayati yang cukup tinggi baik tumbuhan dan satwanya. Oleh karena itu harus kita jaga lestarikan dan pertahankan untuk diwariskan kepada generasi anak cucu," ajak Askhari.

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Hence Paat
Copyright © ANTARA 2024