Manado (ANTARA) - Wakil Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Steven Kandouw mengingatkan pentingnya pendidikan bagi generasi muda, sehingga para orang tua diharapkan tidak membiarkan anak-anaknya putus sekolah.
"Mindset orang tua tidak seperti dulu lagi, terlalu permisif untuk anak-anak berhenti sekolah. Anak yang berhenti sekolah jenjang SMP banyak," kata Wagub Steven di Manado, Selasa.
Padahal menurut dia, ketika bersekolah di Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pemerintah memberikan dengan gratis.
Wakil Gubernur Steven Kandouw. (ANTARA/Karel).
Tak hanya itu, terkait dengan penyerapan tenaga kerja lulusan SMK, Gubernur Sulut Olly Dondokambey juga membuka kanal penempatan tenaga kerja ke Jepang.
Karena itu dia berharap instansi terkait dengan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak bersama-sama ikut membantu menyadarkan orang tua agar menyekolahkan anak hingga lulus SMA/SMK.
"Kalau sudah lulus SMA atau SMK ada nilai tambah dan sudah bisa bekerja," ujarnya.
Wakil Gubernur Steven Kandouw. (ANTARA/Karel).
Wagub menyebutkan, dari segi literasi cukup baik, tapi harus diingat bahwa kwalitas literasi ini adalah persaingan.
"Persaingan bukan hanya antarnegara, tetapi juga antardaerah. Karena itu kualitas sumber daya manusia harus mendapatkan perhatian penting," katanya menambahkan.
Pemprov Sulut bekerja sama dengan perusahaan Jepang untuk menempatkan lulusan SMK Sulawesi Utara ke negara tersebut setelah mendapatkan pelatihan.
Pemprov menargetkan ada sebanyak 1.000 anak lulusan SMK yang diberangkatkan ke Jepang setiap tahunnya.
Wakil Gubernur Steven Kandouw. (ANTARA/Karel).
"Mindset orang tua tidak seperti dulu lagi, terlalu permisif untuk anak-anak berhenti sekolah. Anak yang berhenti sekolah jenjang SMP banyak," kata Wagub Steven di Manado, Selasa.
Padahal menurut dia, ketika bersekolah di Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pemerintah memberikan dengan gratis.
Tak hanya itu, terkait dengan penyerapan tenaga kerja lulusan SMK, Gubernur Sulut Olly Dondokambey juga membuka kanal penempatan tenaga kerja ke Jepang.
Karena itu dia berharap instansi terkait dengan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak bersama-sama ikut membantu menyadarkan orang tua agar menyekolahkan anak hingga lulus SMA/SMK.
"Kalau sudah lulus SMA atau SMK ada nilai tambah dan sudah bisa bekerja," ujarnya.
Wagub menyebutkan, dari segi literasi cukup baik, tapi harus diingat bahwa kwalitas literasi ini adalah persaingan.
"Persaingan bukan hanya antarnegara, tetapi juga antardaerah. Karena itu kualitas sumber daya manusia harus mendapatkan perhatian penting," katanya menambahkan.
Pemprov Sulut bekerja sama dengan perusahaan Jepang untuk menempatkan lulusan SMK Sulawesi Utara ke negara tersebut setelah mendapatkan pelatihan.
Pemprov menargetkan ada sebanyak 1.000 anak lulusan SMK yang diberangkatkan ke Jepang setiap tahunnya.