Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) Kao Kim Hourn mengatakan bahwa pemimpin dunia harus menggunakan pengaruh dan kekuatannya untuk menghentikan perang Israel-Hamas di Gaza, yang sudah berlangsung selama 100 hari.
"Menurut saya, bebannya saat ini berada pada kepemimpinan. Selain tanggung jawab politik, mereka juga memiliki tanggung jawab moral yang penuh," ujar Kao kepada wartawan di Sekretariat ASEAN di Jakarta, Rabu.
Menurut Kao, para pemimpin dunia juga bertanggung jawab untuk membawa pihak-pihak yang berkonflik kembali ke meja perundingan dan menyelesaikan masalah mereka secara damai guna mengakhiri konflik dan mencegah jatuhnya korban jiwa yang lebih banyak.
Kao meyakini bahwa para pemimpin global, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara yang terlibat langsung dalam perang tersebut, harus bekerja sama untuk meminimalkan korban sipil dalam konflik tersebut.
Dia menekankan bahwa perang tersebut harus segera dihentikan karena tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga berdampak besar terhadap seluruh warga Palestina di Gaza.
Perang antara Israel dan kelompok Palestina Hamas di Jalur Gaza memasuki hari ke-100 pada Minggu (14/1).
Jumlah korban yang tewas di Gaza terus bertambah menjadi 24.285 orang dan yang terluka sebanyak 61.154 orang, demikian disampaikan Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza pada Selasa (16/1).
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah akan memusnahkan Hamas sepenuhnya dengan membumihanguskan wilayah kantong yang terkepung itu.
Komunitas global menilai bahwa langkah Israel itu telah melewati batas pembelaan diri. Afrika Selatan bahkan mengambil langkah berani dengan menggugat Israel ke Mahkamah Internasional atas tuduhan genosida.
Kendati demikian, Netanyahu berjanji untuk melanjutkan perang di Jalur Gaza, terlepas dari hasil tuntutan genosida yang diajukan oleh Afrika Selatan di Mahkamah Internasional di Den Haag, Belanda.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: ASEAN: Pemimpin dunia harus gunakan pengaruhnya hentikan perang Gaza
"Menurut saya, bebannya saat ini berada pada kepemimpinan. Selain tanggung jawab politik, mereka juga memiliki tanggung jawab moral yang penuh," ujar Kao kepada wartawan di Sekretariat ASEAN di Jakarta, Rabu.
Menurut Kao, para pemimpin dunia juga bertanggung jawab untuk membawa pihak-pihak yang berkonflik kembali ke meja perundingan dan menyelesaikan masalah mereka secara damai guna mengakhiri konflik dan mencegah jatuhnya korban jiwa yang lebih banyak.
Kao meyakini bahwa para pemimpin global, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara yang terlibat langsung dalam perang tersebut, harus bekerja sama untuk meminimalkan korban sipil dalam konflik tersebut.
Dia menekankan bahwa perang tersebut harus segera dihentikan karena tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga berdampak besar terhadap seluruh warga Palestina di Gaza.
Perang antara Israel dan kelompok Palestina Hamas di Jalur Gaza memasuki hari ke-100 pada Minggu (14/1).
Jumlah korban yang tewas di Gaza terus bertambah menjadi 24.285 orang dan yang terluka sebanyak 61.154 orang, demikian disampaikan Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza pada Selasa (16/1).
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah akan memusnahkan Hamas sepenuhnya dengan membumihanguskan wilayah kantong yang terkepung itu.
Komunitas global menilai bahwa langkah Israel itu telah melewati batas pembelaan diri. Afrika Selatan bahkan mengambil langkah berani dengan menggugat Israel ke Mahkamah Internasional atas tuduhan genosida.
Kendati demikian, Netanyahu berjanji untuk melanjutkan perang di Jalur Gaza, terlepas dari hasil tuntutan genosida yang diajukan oleh Afrika Selatan di Mahkamah Internasional di Den Haag, Belanda.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: ASEAN: Pemimpin dunia harus gunakan pengaruhnya hentikan perang Gaza