Manado,(ANTARA Sulut) - Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulawesi Utara T Hasudungan Siregar mengatakan, Sulut mengekspor kapal kayu ke pasar ASEAN pada tahun 2014.

"Sulut telah mengekspor kapal ke pasar ASEAN yakni Filipina dan Thailand karena permintaan dari kedua negara tersebut cukup baik," kata Hasudungan, di Manado, Rabu.

Kapal yang diekspor ke Filipina dengan volume sebesar 524 ton dengan sumbangan devisa sebesar 980.290 dolar Amerika Serikat (AS) juga ke Thailand dengan volume 76 ton dan nilai sebesar 371.264 dolar AS.

"Ekspor kapal kayu ke Filipina dan Thailand diharapkan akan lebih meningkat ke beberapa negara lainnya," katanya.

Realisasi ekspor kapal kayu ke ASEAN, katanya, menandakan bahwa semakin banyak dan beragam produk Sulut merambah pasar internasional.

Pemerintah terus memfasilitasi industri kecil menengah (IKM) kapal rakyat di Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) yang berbatasan langsung dengan Filipina.

Kepala Bidang Fasilitasi dan Pengembangan IKM, Alwy Pontoh mengatakan industri kapal rakyat akan dikembangkan lagi karena memiliki potensi yang cukup besar, dengan kebutuhan nelayan yang cukup banyak di daerah tersebut.

Perajin kapal rakyat di Talaud perlu didorong agar bisa berkembang menjadi industri galangan kapal. Untuk itu harus dilakukan pembinaan agar pembuatannya semakin baik dan berkualitas, sehingga bisa diterima oleh pasar lebih luas.

Selama ini banyak pembeli kapal rakyat tersebut dari Filipina, karena jaraknya yang lebih dekat. "Nelayan Filipina membeli, karena kualitasnya cukup baik," katanya.

Untuk itu pihaknya akan memfasilitasi dengan industri kapal di Bitung, agar mereka membeli kapal dari Talaud dengan rutin.

Kapal rakyat yang biasa digunakan untuk menangkap ikan dijual dengan harga di atas Rp100 juta. Dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, banyak pengusaha Filipina membeli kapal tersebut.

Pewarta : Oleh Jootje Kumajas
Editor : Guntur Bilulu
Copyright © ANTARA 2024