SITARO (29/2) AntaraSulut - Nasib naas menimpa Petrus Liaha (39), warga kampung Kinali Kecamatan Siau Barat Utara kabupaten Sitaro. Setelah dua hari dicari karena tak pulang ke rumah, jazadnya ditemukan di dasar laut pada kedalaman 40 meter, sekira 50 meter dari daratan, Kamis siang. Informasi yang dihimpun, korban pada Selasa pagi pergi melaut hendak mencari ikan. Namun tidak biasanya, hingga petang ia tidak pulang, keluarga kuatir sehingga Ribka Manongkahi (42) istri korban melaporkan hal itu ke pemerintah kampung. "Biasanya kalau pergi melaut pagi, siang sudah pulang," katanya. Aparat kampung dan warga setempat langsung berupaya melakukan pencarian di sekitar pantai Mohong Salu, tempat di mana sejumlah saksi sempat melihat korban pergi bajubi (mencari ikan dengan alat tangkap tradisional sejenis panah yang disebut jubi). Upaya pencarian tak membuahkan hasil, warga hanya menemukan celana dan sepotong kawat yang diduga milik korban. Pencarian dilanjutkan keesokan harinya dengan peralatan seadanya dari warga, tetap saja tidak menemukan korban. Memasuki hari ketiga, pencarian korban dilanjutkan kembali dengan melibatkan klub penyelam Sasahara Diving Club (SDC). Lima relawan penyelam SDC dengan perlengkapan selam turun ke dasar laut di sekitar lokasi korban bajubi sesuai petunjuk warga yang sempat melihat korban sebelum dinyatakan hilang. Berselang sekitar 15 menit para relawan penyelam menemukan jazad tubuh Petrus terbujur dalam posisi tengkurap di dasar laut pada kedalaman sekitar 40 meter. Upaya evakuasi korban langsung dilakukan relawan dibantu pemerintah dan warga setempat. Belum dipastikan penyebab naas yang menimpa Petrus, hanya beberapa warga setempat mengaku sempat melihat korban minum minuman keras sebelum pergi melaut. Hari Kakunsi, instruktur selam pada Limangu Diving Center, menduga korban mengalami kram (kesemutan) saat menyelam untuk bajubi menyebabkan korban tidak dapat naik ke permukaan laut hingga akhirnya tewas.

Pewarta : Fidel Malumbot
Editor :
Copyright © ANTARA 2024