Jakarta (ANTARA) - Konsultan Divisi Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT) Alergi Imunologi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr.dr. Nina Irawati, Sp.THT-BKL, Subsp.A.I(K) menjelaskan pilek alergi berbeda dengan selesma terutama soal penyebab dan durasi penyakit.
Nina saat diskusi daring di Jakarta, Jumat, menjelaskan bahwa pilek alergi pada dasarnya merupakan kondisi peradangan kronis pada hidung setelah adanya paparan dari alergen seperti tungau, debu rumah, serbuk sari, bulu hewan peliharaan, bahkan perubahan suhu seperti yang tengah berlangsung di masa perubahan musim.
"Biasanya menunjukkan beberapa gejala seperti hidung berair, ada cairan yang encer dan bening, bersin berulang-ulang, rongga hidung yang mampet, serta kerap menyebabkan rasa gatal pada hidung. Ini biasanya terjadi karena paparan alergen itu," kata Nina.
Menurut dia, reaksi pilek alergi berbeda dengan selesma yang juga merupakan infeksi pada hidung namun biasanya terjadi akibat menurunnya daya tahan tubuh.
Selain penyebab, hal yang membedakan pilek alergi dan selesma adalah durasi yang dialami oleh penderita. Biasanya pilek alergi terjadi lebih dari satu minggu atau bahkan berbulan-bulan sedangkan untuk selesma biasanya hanya berlangsung dalam waktu singkat sekitar tujuh sampai 10 hari.
Kasus pilek alergi kerap meningkat memasuki pancaroba menuju ke musim penghujan.
Beberapa penanganan yang perlu dilakukan oleh penderita saat mengalami pilek alergi sebenarnya cukup sederhana. Hal yang pertama wajib dan harus dilakukan ialah dengan menghindari alergen.
Misalnya apabila pilek alergi terjadi karena debu, maka penderita harus rajin membersihkan tempat tinggalnya agar debu bisa dikontrol dan tidak memperparah kondisi alergi.
Langkah lainnya yang bisa dilakukan penderita pilek alergi ialah dengan melakukan nassal wash atau pencucian hidung menggunakan cairan steril seperti NaCl yang kini mudah di dapatkan di toko-toko obat.
Apabila pilek alergi tidak membaik dan justru memberikan dampak yang mengganggu pada kualitas hidup, pengobatan menggunakan tablet anti alergi atau pun semprotan nassal spray yang diresepkan dokter harus dilakukan dengan berkelanjutan.
"Terapi (obat) harus berkelanjutan atau disebut juga continous treatment, maintenance rutin obat harus dilakukan oleh orang yang mengalami pilek alergi ini," kata Nina.
Sebagai langkah memperkuat tubuh agar tidak mudah terpicu oleh alergi yang menimbulkan pilek alergi, Nina menyarankan penderita bisa menambah suplementasi seperti vitamin C, vitamin B, vitamin D, serta antioksidan seperti Zinc atau Seng.
Olahraga juga tetap bisa dilakukan oleh penderita pilek alergi untuk ikut menyeimbangkan sistem kerja tubuh secara keseluruhan.
Rutin membersihkan lingkungan tempat tinggal juga dapat membantu khususnya untuk mereka yang memiliki pilek alergi akibat alergen seperti debu atau bulu hewan peliharaan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mengenal pilek alergi dan cara menanganinya yang tepat
Nina saat diskusi daring di Jakarta, Jumat, menjelaskan bahwa pilek alergi pada dasarnya merupakan kondisi peradangan kronis pada hidung setelah adanya paparan dari alergen seperti tungau, debu rumah, serbuk sari, bulu hewan peliharaan, bahkan perubahan suhu seperti yang tengah berlangsung di masa perubahan musim.
"Biasanya menunjukkan beberapa gejala seperti hidung berair, ada cairan yang encer dan bening, bersin berulang-ulang, rongga hidung yang mampet, serta kerap menyebabkan rasa gatal pada hidung. Ini biasanya terjadi karena paparan alergen itu," kata Nina.
Menurut dia, reaksi pilek alergi berbeda dengan selesma yang juga merupakan infeksi pada hidung namun biasanya terjadi akibat menurunnya daya tahan tubuh.
Selain penyebab, hal yang membedakan pilek alergi dan selesma adalah durasi yang dialami oleh penderita. Biasanya pilek alergi terjadi lebih dari satu minggu atau bahkan berbulan-bulan sedangkan untuk selesma biasanya hanya berlangsung dalam waktu singkat sekitar tujuh sampai 10 hari.
Kasus pilek alergi kerap meningkat memasuki pancaroba menuju ke musim penghujan.
Beberapa penanganan yang perlu dilakukan oleh penderita saat mengalami pilek alergi sebenarnya cukup sederhana. Hal yang pertama wajib dan harus dilakukan ialah dengan menghindari alergen.
Misalnya apabila pilek alergi terjadi karena debu, maka penderita harus rajin membersihkan tempat tinggalnya agar debu bisa dikontrol dan tidak memperparah kondisi alergi.
Langkah lainnya yang bisa dilakukan penderita pilek alergi ialah dengan melakukan nassal wash atau pencucian hidung menggunakan cairan steril seperti NaCl yang kini mudah di dapatkan di toko-toko obat.
Apabila pilek alergi tidak membaik dan justru memberikan dampak yang mengganggu pada kualitas hidup, pengobatan menggunakan tablet anti alergi atau pun semprotan nassal spray yang diresepkan dokter harus dilakukan dengan berkelanjutan.
"Terapi (obat) harus berkelanjutan atau disebut juga continous treatment, maintenance rutin obat harus dilakukan oleh orang yang mengalami pilek alergi ini," kata Nina.
Sebagai langkah memperkuat tubuh agar tidak mudah terpicu oleh alergi yang menimbulkan pilek alergi, Nina menyarankan penderita bisa menambah suplementasi seperti vitamin C, vitamin B, vitamin D, serta antioksidan seperti Zinc atau Seng.
Olahraga juga tetap bisa dilakukan oleh penderita pilek alergi untuk ikut menyeimbangkan sistem kerja tubuh secara keseluruhan.
Rutin membersihkan lingkungan tempat tinggal juga dapat membantu khususnya untuk mereka yang memiliki pilek alergi akibat alergen seperti debu atau bulu hewan peliharaan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Mengenal pilek alergi dan cara menanganinya yang tepat