Jakarta (ANTARA) - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengatakan bahwa pembelian alat utama sistem senjata atau alutsista harus sesuai dengan kebutuhan dan situasi pertahanan Indonesia.
Hal ini menyusul peningkatan anggaran belanja alutsista Kementerian Pertahanan 2020-2024 dari 20,75 miliar dolar AS menjadi 25 miliar dolar AS atau Rp385 triliun di 2024.
"Saya kira pengguna alutsista yang mesti ditanya. Apakah itu Angkatan Udara, Angkatan Laut, Angkatan Darat. Apa sebenarnya yang dibutuhkan dengan melihat situasi yang ada di sana," kata Ganjar dalam wawancara eksklusif bersama ANTARA di kediamannya, Jalan Taman Patra Raya, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu.
Menurutnya, penambahan anggaran alutsista yang berasal dari pinjaman luar negeri harus hati-hati digunakan. Hal ini untuk menepis isu negatif yang beredar terkait dugaan penyalahgunaan anggaran.
"Kemarin mau beli pesawat bekas. Iya, kan? Bagaimana kalau korupsi kita juga cegah," ujarnya.
Berdasarkan Data Tren Vonis Korupsi ICW, kerugian negara yang timbul dari kasus korupsi mulai tahun 2013 hingga 2022 yaitu sebesar Rp236,4 triliun. Oleh karena itu, Ganjar menilai apabila penambahan anggaran alutsista yang fantastis itu harus digunakan dengan baik.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu pun mengatakan urgensi penambahan anggaran untuk pembelian alutsista dapat ditanyakan langsung kepada kepala staf di tiga matra TNI.
Pasalnya, para kepala staf TNI-lah yang mengerti kondisi pertahanan saat ini. Apabila kondisinya tidak terlalu memerlukan, Ganjar menyarankan agar pembelian alutsista tak perlu dilakukan.
"Kalau tidak, ya jangan dan harus berani ngomong pada soal kebutuhan agar kemudian nanti tidak keliru pada saat dieksekusi," pungkas Ganjar.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ganjar sebut pembelian alutsista harus sesuai kebutuhan dan situasi
Hal ini menyusul peningkatan anggaran belanja alutsista Kementerian Pertahanan 2020-2024 dari 20,75 miliar dolar AS menjadi 25 miliar dolar AS atau Rp385 triliun di 2024.
"Saya kira pengguna alutsista yang mesti ditanya. Apakah itu Angkatan Udara, Angkatan Laut, Angkatan Darat. Apa sebenarnya yang dibutuhkan dengan melihat situasi yang ada di sana," kata Ganjar dalam wawancara eksklusif bersama ANTARA di kediamannya, Jalan Taman Patra Raya, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu.
Menurutnya, penambahan anggaran alutsista yang berasal dari pinjaman luar negeri harus hati-hati digunakan. Hal ini untuk menepis isu negatif yang beredar terkait dugaan penyalahgunaan anggaran.
"Kemarin mau beli pesawat bekas. Iya, kan? Bagaimana kalau korupsi kita juga cegah," ujarnya.
Berdasarkan Data Tren Vonis Korupsi ICW, kerugian negara yang timbul dari kasus korupsi mulai tahun 2013 hingga 2022 yaitu sebesar Rp236,4 triliun. Oleh karena itu, Ganjar menilai apabila penambahan anggaran alutsista yang fantastis itu harus digunakan dengan baik.
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu pun mengatakan urgensi penambahan anggaran untuk pembelian alutsista dapat ditanyakan langsung kepada kepala staf di tiga matra TNI.
Pasalnya, para kepala staf TNI-lah yang mengerti kondisi pertahanan saat ini. Apabila kondisinya tidak terlalu memerlukan, Ganjar menyarankan agar pembelian alutsista tak perlu dilakukan.
"Kalau tidak, ya jangan dan harus berani ngomong pada soal kebutuhan agar kemudian nanti tidak keliru pada saat dieksekusi," pungkas Ganjar.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Ganjar sebut pembelian alutsista harus sesuai kebutuhan dan situasi