Gorontalo (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Gorontalo mulai menggunakan batu bata ramah lingkungan pada konstruksi bangunan seperti rumah layak huni yang menjadi program bantuan perumahan kepada keluarga kurang mampu.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPR-PKP) Provinsi Gorontalo Aries Ardianto di Gorontalo, Sabtu mengatakan pihaknya segera mempelajari dan mulai mencoba menggunakan Bata Interlock atau Interlocking yang ramah lingkungan pada konstruksi rumah layak huni.

Ia mendampingi Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Budiyanto Sidiki pada peninjauan proses pembuatan Bata Interlock di Kecamatan Suwawa Kabupaten Bone Bolango.

Aries Ardianto mengatakan Bata Interlock yang digunakan di salah satu rumah yang berada di Kabupaten Bone Bolango tersebut selain ramah lingkungan juga menggunakan sisa pemakaian batu bara atau limbah industri yang ramah lingkungan.

"Memang ada beberapa teknologi dan salah satunya bata interlock. Bata ini dibuat memanfaatkan limbah batu bara yang sudah tidak terpakai dan bagusnya lagi, limbah ini tidak masuk pada limbah K3 ataupun limbah B3 yang beracun," katanya.

Menurutnya, mengutip dari beberapa artikel yang ada di situs Bata Interlock yang dikenal juga sebagai "Interlocking Brick", adalah material dinding dengan mekanisme pengunci-an khusus yang mirip dengan Lego.

Terdapat lekukan yang memungkinkan setiap batu saling mengunci dengan yang lain.

Uniknya, bata ini memiliki lubang-lubang tertentu yang bisa diisi dengan besi dan semen, memastikan pengunci-an yang lebih kuat dan stabil.

Bahan yang digunakan untuk membuat bata Interlock sangat berlimpah mulai dari pasir, tanah liat, dan sisa pembakaran batu bara (fly ash).

Yang lebih menarik pula kata Aries, justru bata Interlock ini bisa dibuat dari bahan limbah yang tidak terpakai, misalnya limbah bangunan, limbah bata, limbah keramik, limbah kaca, dan sampah yang sudah diolah.

"Tadi pagi saya berkunjung di rumah beliau (Pak Sekda) sudah diterapkan dan konstruksinya sangat sederhana. Nah ini tidak meninggalkan aspek-aspek arsitektur atau keindahan, dengan susunan batako Interlocking itu, disamping kokoh, juga punya sirkulasi udara yang besar didalam rumah tersebut. Sehingga bisa dikatakan rumah hemat energi," katanya.

Aries Ardianto mengatakan untuk menerapkan penggunaan bata interlocking pada konstruksi rumah layak huni, pihaknya akan melakukan kajian secara bersama-sama dengan beberapa akademisi, karena menurutnya penggunaan bata interlocking tersebut sangat menghemat biaya material bangunan rumah.

"Kalau teknologi ini kita gunakan pada rumah layak huni saya rasa itu sangat luar biasa. Tapi kita perlu telaah lebih lanjut, paling tidak kita diskusi dengan akademisi yang ada di Gorontalo terkait penggunaan bata interlock ini," imbuhnya.***

Pewarta : Susanti Sako
Editor : Hence Paat
Copyright © ANTARA 2024