Manado (ANTARA) - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado melakukan penyuluhan penggunaan ventilasi atap kampanyekan hemat energi di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Ketua LPPM Unsrat Prof Dr Jefrey Kindangen, di Manado, Jumat, mengatakan pihaknya telah menetapkan sebanyak 150 judul Program Kemitraan Masyarakat (PKM) pada tahun 2023, merupakan bentuk pengabdian pada masyarakat yang dilakukan melalui kegiatan pendampingan atau penyuluhan kepada kelompok masyarakat target.
"Penyuluhan penggunaan ventilasi atap untuk mereduksi biaya listrik penggunaan AC," kata Jefrey.
Penyuluhan ini, katanya, dimaksudkan untuk mengampanyekan penghematan energi di sektor perumahan dengan cara mengaplikasi ventilasi pada loteng rumah.
Menurutnya, ventilasi atap bukanlah hal yang baru pada bangunan, bahkan ini dapat dijumpai pada hampir semua rumah tradisional di Indonesia; juga pada bangunan peninggalan kolonial Belanda, yang merupakan tambahan bagian atap yang dibuat untuk menerangi dan mengaliri udara ke dalam loteng, disebut dormer.
Keuntungan yang diperoleh dengan membuat ventilasi atap dapat menurunkan suhu udara dalam loteng sebesar kurang lebih 5 derajat Celsius terlebih pada atap seng yang banyak di Sulawesi Utara, pada gilirannya dapat mendinginkan suhu dalam ruangan.
Kegiatan PKM ini, katanya, dilakukan pada kelompok masyarakat jasa konstruksi seperti konsultan, kontraktor dan para arsitek, sehingga mereka dapat mengaplikasikannya pada bangunan dan mengetahui dengan benar kegunaannya.
"Upaya ini diharapkan dapat menghemat energi dan mengurangi emisi karbon untuk mengurangi pemanasan global akibat perubahan iklim," jelasnya.
Ketua LPPM Unsrat Prof Dr Jefrey Kindangen, di Manado, Jumat, mengatakan pihaknya telah menetapkan sebanyak 150 judul Program Kemitraan Masyarakat (PKM) pada tahun 2023, merupakan bentuk pengabdian pada masyarakat yang dilakukan melalui kegiatan pendampingan atau penyuluhan kepada kelompok masyarakat target.
"Penyuluhan penggunaan ventilasi atap untuk mereduksi biaya listrik penggunaan AC," kata Jefrey.
Penyuluhan ini, katanya, dimaksudkan untuk mengampanyekan penghematan energi di sektor perumahan dengan cara mengaplikasi ventilasi pada loteng rumah.
Menurutnya, ventilasi atap bukanlah hal yang baru pada bangunan, bahkan ini dapat dijumpai pada hampir semua rumah tradisional di Indonesia; juga pada bangunan peninggalan kolonial Belanda, yang merupakan tambahan bagian atap yang dibuat untuk menerangi dan mengaliri udara ke dalam loteng, disebut dormer.
Keuntungan yang diperoleh dengan membuat ventilasi atap dapat menurunkan suhu udara dalam loteng sebesar kurang lebih 5 derajat Celsius terlebih pada atap seng yang banyak di Sulawesi Utara, pada gilirannya dapat mendinginkan suhu dalam ruangan.
Kegiatan PKM ini, katanya, dilakukan pada kelompok masyarakat jasa konstruksi seperti konsultan, kontraktor dan para arsitek, sehingga mereka dapat mengaplikasikannya pada bangunan dan mengetahui dengan benar kegunaannya.
"Upaya ini diharapkan dapat menghemat energi dan mengurangi emisi karbon untuk mengurangi pemanasan global akibat perubahan iklim," jelasnya.