Manado (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat penurunan aktivitas gempa guguran di Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Provinsi Sulawesi Utara, pada periode 23 sampai 30 September 2023.
"Data seismik menunjukkan bahwa aktivitas gempa guguran semakin menurun, namun erupsi efusif masih terjadi," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam laporan evaluasi yang dibagikan oleh Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang Yudia P Tatipang dalam grup percakapan di Manado, Rabu.
Selama 23 sampai 30 September 2023, Gunung Karangetang terekam mengalami 12 kali gempa guguran, 172 kali gempa embusan, satu kali tremor harmonik, enam kali tremor nonharmonik, 75 kali gempa fase banyak, lima kali gempa vulkanik dangkal, 10 kali gempa vulkanik dalam, satu kali gempa tektonik lokal, satu kali gempa terasa, dan 461 kali gempa tektonik jauh.
Sedangkan pada periode 16 sampai 22 September 2023, Gunung Karangetang tercatat mengalami 35 kali gempa guguran, 114 kali gempa embusan, 69 kali gempa fase banyak, lima kali gempa vulkanik dangkal, 22 kali gempa vulkanik dalam, empat kali gempa tektonik lokal, dan 54 kali gempa tektonik jauh.
Hendra dalam laporan evaluasi pengamatan Gunung Karangetang periode 23 sampai 30 September 2023 menyampaikan bahwa selama kurun itu kejadian erupsi efusif menurun serta tidak terjadi luncuran lava maupun awan panas guguran.
Namun demikian, menurut dia, pada malam hari masih tampak adanya api diam di atas kubah lava kawah utara setinggi 10 meter.
Gunung Karangetang di Pulau Siau mengalami erupsi pada awal Februari 2023 dan statusnya kemudian dinaikkan menjadi Siaga (Level 3).
"Data seismik menunjukkan bahwa aktivitas gempa guguran semakin menurun, namun erupsi efusif masih terjadi," kata Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam laporan evaluasi yang dibagikan oleh Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang Yudia P Tatipang dalam grup percakapan di Manado, Rabu.
Selama 23 sampai 30 September 2023, Gunung Karangetang terekam mengalami 12 kali gempa guguran, 172 kali gempa embusan, satu kali tremor harmonik, enam kali tremor nonharmonik, 75 kali gempa fase banyak, lima kali gempa vulkanik dangkal, 10 kali gempa vulkanik dalam, satu kali gempa tektonik lokal, satu kali gempa terasa, dan 461 kali gempa tektonik jauh.
Sedangkan pada periode 16 sampai 22 September 2023, Gunung Karangetang tercatat mengalami 35 kali gempa guguran, 114 kali gempa embusan, 69 kali gempa fase banyak, lima kali gempa vulkanik dangkal, 22 kali gempa vulkanik dalam, empat kali gempa tektonik lokal, dan 54 kali gempa tektonik jauh.
Hendra dalam laporan evaluasi pengamatan Gunung Karangetang periode 23 sampai 30 September 2023 menyampaikan bahwa selama kurun itu kejadian erupsi efusif menurun serta tidak terjadi luncuran lava maupun awan panas guguran.
Namun demikian, menurut dia, pada malam hari masih tampak adanya api diam di atas kubah lava kawah utara setinggi 10 meter.
Gunung Karangetang di Pulau Siau mengalami erupsi pada awal Februari 2023 dan statusnya kemudian dinaikkan menjadi Siaga (Level 3).