Manado (ANTARA) - Pembahasan APBD Perubahan tahun 2023 yang langsung dilaksanakan usai paripurna, antara Badan Anggaran DPRD Manado yang dipimpin Wakil Ketua Noortje Van Bone serta TAPD Pemkot Manado yang dipimpin Sekda Kota Manado, Micler Lakat, Selasa siang sampai malam berlangsung alot.
"Kami silakan ketua TAPD menjelaskan skema APBD-P 2023 dan apa saja perubahan," kata Van di Manado
Banggar mempertanyakan perubahan pada belanja hibah yang dinilai terlalu besar karena pada induk ditargetkan Rp 44,80 miliar bertambah sekitar Rp 26,86 miliar, hingga menjadi Rp 71,67 miliar yang disebabkan sejumlah hal, yakni pergeseran dana Pilkada sebesar Rp 21,83 miliar kemudian penambahan hibah KONI sebesar Rp 1,4 miliar, kemudian pada Kesbangpol sebesar Rp 100 juta, pada bagian kesra Rp2,5 miliar, blanko pada dinas capil Rp500 juta, lalu untuk WKI Rp 250 juta dan remaja Rp 250 juta.
Pembahasan di DPRD Manado (1)
Personel Banggar DPRD Manado, Franklin Sinjal, mempertanyakan besaran dana hibah tersebut, terutama untuk WKI dan remaja karena dianggap tak sesuai dengan asas keadilan dan kejujuran.
"Ini mau tanya, WKI apa, apakah wanita kaum ibu? jika iya harusnya dihibahkan merata kepada semua agama, bukan hanya untuk satu, juga dengan remaja harusnya untuk semua bukan hanya satu," kata Sinjal. Sedangkan untuk KONI juga disorot, belum lagi dana bantuan sosial serta hal lainnya.
Pembahasan yang berlangsung sampai malam itu, juga mendengarkan berbagai masukan dari para anggota banggar, kepada dinas Perkim dan PUPR Manado, karena berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan.
Pembahasan di DPRD Manado (1)
Kadis Perkim Manado, Pieter Assa, yang menyampaikan penjelasan mengenai perubahan anggaran, mendengarkan juga berbagai masukan yang disampaikan para personel banggar terutama mengenai aspirasi dari masyarakat, dilanjutkan oleh Kadis PU, Johny Suwu, yang menjelaskan tentang berbagai pekerjaan yang dilakukan.
Mulai dari Adrey Alikun, soal penerangan jalan umum di Bunaken, kemudian permintaan dari Arthur Rahasia, tentang galian di kelurahan Ternate baru, karena dinilai menyebabkan terjadinya kemacetan, padahal itu juga adalah jalur alternatif.
Kemudian permintaan perbaikan jalan di Kleak dekat bekas pos polisi, serta sejumlah permintaan mata lampu serta hal lainnya.
Pembahasan di DPRD Manado (1)
Baik Eman maupun Suwu menjelaskan, pekerjaan fisik yang dilakukan dan ada yang sudah selesai dikerjakan, maupun sedang dikerjakan, dengan tujuan untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat, termasuk juga menjawab keluhan warga soal pembongkaran tanah di depan gereja sentrum, yang dijawab sudah mendapatkan izin dari sinode, karena untuk memperindah jalan depan gereja.
Pembahasan tersebut selesai pukul 19.00 Wita, dan ditutup oleh wakil ketua DPRD selaku pimpinan rapat.
(LIPUTAN KHUSUS)
"Kami silakan ketua TAPD menjelaskan skema APBD-P 2023 dan apa saja perubahan," kata Van di Manado
Banggar mempertanyakan perubahan pada belanja hibah yang dinilai terlalu besar karena pada induk ditargetkan Rp 44,80 miliar bertambah sekitar Rp 26,86 miliar, hingga menjadi Rp 71,67 miliar yang disebabkan sejumlah hal, yakni pergeseran dana Pilkada sebesar Rp 21,83 miliar kemudian penambahan hibah KONI sebesar Rp 1,4 miliar, kemudian pada Kesbangpol sebesar Rp 100 juta, pada bagian kesra Rp2,5 miliar, blanko pada dinas capil Rp500 juta, lalu untuk WKI Rp 250 juta dan remaja Rp 250 juta.
Personel Banggar DPRD Manado, Franklin Sinjal, mempertanyakan besaran dana hibah tersebut, terutama untuk WKI dan remaja karena dianggap tak sesuai dengan asas keadilan dan kejujuran.
"Ini mau tanya, WKI apa, apakah wanita kaum ibu? jika iya harusnya dihibahkan merata kepada semua agama, bukan hanya untuk satu, juga dengan remaja harusnya untuk semua bukan hanya satu," kata Sinjal. Sedangkan untuk KONI juga disorot, belum lagi dana bantuan sosial serta hal lainnya.
Pembahasan yang berlangsung sampai malam itu, juga mendengarkan berbagai masukan dari para anggota banggar, kepada dinas Perkim dan PUPR Manado, karena berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan.
Kadis Perkim Manado, Pieter Assa, yang menyampaikan penjelasan mengenai perubahan anggaran, mendengarkan juga berbagai masukan yang disampaikan para personel banggar terutama mengenai aspirasi dari masyarakat, dilanjutkan oleh Kadis PU, Johny Suwu, yang menjelaskan tentang berbagai pekerjaan yang dilakukan.
Mulai dari Adrey Alikun, soal penerangan jalan umum di Bunaken, kemudian permintaan dari Arthur Rahasia, tentang galian di kelurahan Ternate baru, karena dinilai menyebabkan terjadinya kemacetan, padahal itu juga adalah jalur alternatif.
Kemudian permintaan perbaikan jalan di Kleak dekat bekas pos polisi, serta sejumlah permintaan mata lampu serta hal lainnya.
Baik Eman maupun Suwu menjelaskan, pekerjaan fisik yang dilakukan dan ada yang sudah selesai dikerjakan, maupun sedang dikerjakan, dengan tujuan untuk memberikan kenyamanan kepada masyarakat, termasuk juga menjawab keluhan warga soal pembongkaran tanah di depan gereja sentrum, yang dijawab sudah mendapatkan izin dari sinode, karena untuk memperindah jalan depan gereja.
Pembahasan tersebut selesai pukul 19.00 Wita, dan ditutup oleh wakil ketua DPRD selaku pimpinan rapat.
(LIPUTAN KHUSUS)