Manado (ANTARA) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Utara, Diano Tino Tandaju mengatakan momentum peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 yang digelar di Kabupaten Minahasa Selatan menjadi momentum turunkan angka prevalensi stunting di provinsi tersebut.
"Mari kita bekerja bersama, semua pihak bahu-membahu menurunkan angka stunting di daerah ini," ajak Diano di Minahasa Selatan, Senin.
Sebagaimana data Survei Status Gizi Indonesia tahun 2022, angka prevalensi stunting di Indonesia tahun 2021 sebesar 24,4 persen, di tahun berikutnya turun menjadi 21,6 persen, sementara tahun ini ditargetkan sebesar 17,8 persen dan di tahun 2024 mendatang angkanya turun menjadi 14 persen.
Angka stunting di provinsi berjuluk 'nyiur melambai' tersebut sebesar 20,5 persen, tertinggi di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur yakni 30,0 persen, sedangkan terendah di Kota Tomohon, sebesar 13,7 persen.
"Harapan dengan kegiatan Harganas ke-30 dapat memberikan daya ungkit dalam pencapaian program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting," ujarnya.
Diano mengatakan, peringatan Harganas di daerah ini juga dilaksanakan sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan ekonomi dan kesehatan keluarga.
Di antaranya, Gelar Dagang Produk yang tergabung dalam kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA ), pelayanan kesehatan dan pelayanan KB, gelar dapur sehat atasi stunting (Dahsat) serta pentas seni dan budaya dari 15 kabupaten dan kota.
Kepala Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil dan Keluarga Berencana Sulut, Christodharma Sondakh, mengatakan Harganas ke-30 ini merupakan momentum yang luar biasa, bukan sekadar memperingati tapi bagaimana memahami pentingnya keluarga dalam membangun pondasi keluarga .
"Mari kita berikan waktu yang berkualitas dan menjunjung tinggi nilai-nilai keluarga," katanya menambahkan.
"Mari kita bekerja bersama, semua pihak bahu-membahu menurunkan angka stunting di daerah ini," ajak Diano di Minahasa Selatan, Senin.
Sebagaimana data Survei Status Gizi Indonesia tahun 2022, angka prevalensi stunting di Indonesia tahun 2021 sebesar 24,4 persen, di tahun berikutnya turun menjadi 21,6 persen, sementara tahun ini ditargetkan sebesar 17,8 persen dan di tahun 2024 mendatang angkanya turun menjadi 14 persen.
Angka stunting di provinsi berjuluk 'nyiur melambai' tersebut sebesar 20,5 persen, tertinggi di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur yakni 30,0 persen, sedangkan terendah di Kota Tomohon, sebesar 13,7 persen.
"Harapan dengan kegiatan Harganas ke-30 dapat memberikan daya ungkit dalam pencapaian program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting," ujarnya.
Diano mengatakan, peringatan Harganas di daerah ini juga dilaksanakan sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan ekonomi dan kesehatan keluarga.
Di antaranya, Gelar Dagang Produk yang tergabung dalam kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA ), pelayanan kesehatan dan pelayanan KB, gelar dapur sehat atasi stunting (Dahsat) serta pentas seni dan budaya dari 15 kabupaten dan kota.
Kepala Dinas Kependudukan, Pencatatan Sipil dan Keluarga Berencana Sulut, Christodharma Sondakh, mengatakan Harganas ke-30 ini merupakan momentum yang luar biasa, bukan sekadar memperingati tapi bagaimana memahami pentingnya keluarga dalam membangun pondasi keluarga .
"Mari kita berikan waktu yang berkualitas dan menjunjung tinggi nilai-nilai keluarga," katanya menambahkan.