Manado (ANTARA) - Wakil Gubernur Sulawesi Utara, Steven Kandouw mengatakan, daerah yang layak didiami anak menjadi salah satu syarat berpindahnya penduduk dari satu wilayah ke wilayah lainnya.

"Selain syarat intelektual kapital dan infrastruktur, ada juga syarat noninfrastruktur yang sangat penting, salah satunya yaitu kelayakan untuk didiami, termasuk kelayakan untuk didiami anak," ujar Wakil Gubernur Steven pada perayaan Hari Anak Nasional (HAN) di Manado, Senin.

Menurut Wagub, peringatan HAN memiliki dimensi bahwa di era millenial sekarang ini banyak orang hanya berpikir tentang hal-hal terkait digitalisasi.

Padahal ada hal lainnya luar biasa yang sekarang ini dihadapi dan dialami yaitu dunia tanpa batas atau 'borderless' yang berimplikasi pada pola migrasi manusia.

"Sekarang orang gampang pindah dari satu negara ke negara lain, walaupun ada batasan. Tapi singkat, kata dunia berlomba lomba mengundang orang-orang untuk datang berpindah mendiami negara mereka, bahkan provinsi mereka," ujarnya.

Orang-orang yang disasar adalah individu-individu yang punya kolateral intelektual maupun kapital.

"Di dunia, ada sekitar 300 juta orang yang mempunyai kedua kolateral ini, kolateral intelektual dan kolateral modal yang diundang untuk pindah," ujarnya.

Diajaknya orang-orang ini pindah karena membawa teknologi, ilmu pengetahuan maupun modal, termasuk di Indonesia dan di Sulawesi Utara.

Peta jalan Gubernur Olly Dondokambey, menurut dia, bagi yang pintar mengelaborasi tahu persis dengan peningkatan infrastruktur kesehatan, infrastruktur pendidikan dan infrastruktur konektivitas di Provinsi Sulawesi Utara.

"Pak Gubernur mau supaya orang-orang di seluruh dunia maupun Indonesia melihat Sulut," ujarnya.

Wagub Steven mencontohkan, Uni Emirat Arab, penduduk asli hanya sebesar 35 persen, sementara 65 persen lebihnya memiliki kolateral intelektual dan kolateral modal.

Tak heran, negara Arab tersebut yang dulunya tandus, di tahun 1980-an jarang terdengar namun saat ini menjadi pusat perekonomian dunia, begitupun dengan Macau dan Singapura.
 

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Hence Paat
Copyright © ANTARA 2024