Kabupaten Kepulauan Sitaro (ANTARA) - Sebanyak 39 Kepala Keluarga (KK) di Kelurahan Tatahadeng dan Kelurahan Tarorane, Kecamatan Siau Timur, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, dipulangkan sementara setelah guguran lava Gunung Karangetang cenderung menurun.
"Iya sudah dipulangkan kemarin sekitar jam 12.00 WITA. Mereka dipulangkan setelah ada rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Bandung," sebut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sitaro, Sonny Belseran di Manado, Jumat.
Meski begitu, kata dia, dipulangkannya 39 KK di Dusun Bolo dan Mengaese (Kelurahan Tarorane) dan warga Dusun Bowongbitung, Dusun Tahoto dan Dusun Lintatuwa (Kelurahan Tatahadeng) masih bersifat sementara.
Artinya, kata Sonny, sewaktu-waktu ketika terjadi peningkatan frekuensi guguran lava dan jarak luncur yang mendekat dengan permukiman masyarakat, langkah evakuasi akan dilakukan.
Karena itu, kata dia, BPBD Sitaro terus berkoordinasi dengan personel Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang ketika akan dilakukan langkah evakuasi.
"Meski sudah dipulangkan, kami terus berharap warga tetap berhati-hati, tetap siaga, karena hingga saat ini status Gunung Karangetang masih siaga level tiga," ujarnya.
Selama beberapa pekan warga sejumlah dusun di Kelurahan Tatahadeng dan Kelurahan Tarorane masih bertahan di pengungsian, khawatir terdampak guguran lava dan awan panas guguran Gunung Karangetang.
Pengungsi dari Kelurahan Tatahadeng sebanyak 17 KK atau 49 jiwa, terdiri dari sembilan orang lansia, 24 orang dewasa, 13 anak, dan tiga balita. Mereka diungsikan ke Gereja GMIST Tualage Ruata Basaha.
Sementara dari Kelurahan Tarorane sebanyak 22 KK atau 55 jiwa, terdiri dari tujuh orang lansia, 37 orang dewasa, sembilan anak-anak, dua balita yang diungsikan ke Gereja GMIST Bukit Zaitun Tampungan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Aktivitas Gunung Karangetang menurun, 39 KK kembali ke rumah
"Iya sudah dipulangkan kemarin sekitar jam 12.00 WITA. Mereka dipulangkan setelah ada rekomendasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Bandung," sebut Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sitaro, Sonny Belseran di Manado, Jumat.
Meski begitu, kata dia, dipulangkannya 39 KK di Dusun Bolo dan Mengaese (Kelurahan Tarorane) dan warga Dusun Bowongbitung, Dusun Tahoto dan Dusun Lintatuwa (Kelurahan Tatahadeng) masih bersifat sementara.
Artinya, kata Sonny, sewaktu-waktu ketika terjadi peningkatan frekuensi guguran lava dan jarak luncur yang mendekat dengan permukiman masyarakat, langkah evakuasi akan dilakukan.
Karena itu, kata dia, BPBD Sitaro terus berkoordinasi dengan personel Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang ketika akan dilakukan langkah evakuasi.
"Meski sudah dipulangkan, kami terus berharap warga tetap berhati-hati, tetap siaga, karena hingga saat ini status Gunung Karangetang masih siaga level tiga," ujarnya.
Selama beberapa pekan warga sejumlah dusun di Kelurahan Tatahadeng dan Kelurahan Tarorane masih bertahan di pengungsian, khawatir terdampak guguran lava dan awan panas guguran Gunung Karangetang.
Pengungsi dari Kelurahan Tatahadeng sebanyak 17 KK atau 49 jiwa, terdiri dari sembilan orang lansia, 24 orang dewasa, 13 anak, dan tiga balita. Mereka diungsikan ke Gereja GMIST Tualage Ruata Basaha.
Sementara dari Kelurahan Tarorane sebanyak 22 KK atau 55 jiwa, terdiri dari tujuh orang lansia, 37 orang dewasa, sembilan anak-anak, dua balita yang diungsikan ke Gereja GMIST Bukit Zaitun Tampungan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Aktivitas Gunung Karangetang menurun, 39 KK kembali ke rumah