Jakarta (ANTARA) - Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong menyatakan penguatan rupiah karena sentimen positif dari tekanan inflasi di Amerika Serikat (AS) yang mereda.

“Selain itu, rupiah juga didukung oleh data PMI (Purchasing Managers Index) China yang walau masih menunjukkan kontraksi, namun sedikit lebih baik dari perkiraan,” ujar dia ketika dihubungi Antara, Jakarta, Senin.

Data bulan Juli 2023 menunjukkan PMI sektor jasa di angka 51,5 yang berarti masih bertumbuh meskipun di bawah bulan sebelumnya yang berkisar 53,2.

Untuk PMI manufaktur bulan Juli 2023, hasil survei tercatat sebesar 49,3 yang berarti masih berkontraksi, tapi angka ini sedikit lebih baik dari angka bulan sebelumnya yang berkisar 49,0 dan lebih baik dari perkiraan sebesar 49,2.

“Penguatan rupiah masih terbatas mengingat investor menantikan rilis data inflasi Indonesia yang akan dirilis besok dan juga diperkirakan akan mengalami moderasi, memicu ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh BI (Bank Indonesia) pada pertemuan berikutnya,” kata Lukman.

Inflasi year on year (yoy) pada Juli 2023 di Indonesia diperkirakan akan berkisar 3,11 persen, lebih rendah dari Juni 2023 yang sebesar 3,52 persen.

Sebelumnya, Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS pada hari ini mengikuti sentimen positif di pasar Asia pagi ini di mana indeks saham Asia bergerak positif.

"Demikian juga nilai tukar regional bergerak menguat terhadap dolar AS," ucapnya.

Pada penutupan perdagangan hari, rupiah mengalami penguatan sebesar 0,17 persen atau 25 poin menjadi Rp15.080 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.105 per dolar AS.

Sepanjang hari, rupiah bergerak dari Rp15.079 per dolar AS hingga Rp15.103 per dolar AS.

Adapun Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah ke posisi Rp15.092 dari sebelumnya Rp15.083.
 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rupiah menguat karena sentimen tekanan inflasi di AS yang mereda

Pewarta : M Baqir Idrus Alatas
Editor : Hence Paat
Copyright © ANTARA 2024