Manado (ANTARA) - Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro, Provinsi Sulawesi Utara, mengalami 29 kali gempa guguran pada Senin pukul 00.00 sampai 06.00 WITA menurut petugas pos pengamatan gunung api.
Menurut Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang Yudia P Tatipang, gempa-gempa guguran yang terjadi selama kurun itu memiliki amplitudo tiga hingga 25 milimeter dan berdurasi 25 sampai 133 detik.
Ia mengatakan bahwa selama periode pengamatan Gunung Karangetang terlihat mengeluarkan asap kawah tipis berwarna putih setinggi 50 hingga 100 meter di atas puncak kawah.
Selain itu, dia menyampaikan bahwa Gunung Karangetang meluncurkan lava pijar ke sungai-sungai yang berhulu di puncak kawah.
Guguran lava Gunung Karangetang meluncur ke arah Kali Kahetang sejauh 1.000 sampai 1.750 meter, ke arah Kali Batuawang hingga sejauh 1.000 meter, ke arah Kali Batang sejauh lebih kurang 700 meter, serta ke arah Kali Timbelang dan Beha Barat sejauh lebih kurang 700 hingga 1.000 meter.
Yudia mengatakan bahwa Karangetang masih mengalami tremor terus menerus dengan amplitudo antara 0,5 milimeter hingga dua milimeter.
Gunung Karangetang mulai mengalami erupsi efusif pada 8 Februari 2023. Status aktivitas gunung itu sudah dinaikkan menjadi Siaga (Level III).
Menurut Ketua Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang Yudia P Tatipang, gempa-gempa guguran yang terjadi selama kurun itu memiliki amplitudo tiga hingga 25 milimeter dan berdurasi 25 sampai 133 detik.
Ia mengatakan bahwa selama periode pengamatan Gunung Karangetang terlihat mengeluarkan asap kawah tipis berwarna putih setinggi 50 hingga 100 meter di atas puncak kawah.
Selain itu, dia menyampaikan bahwa Gunung Karangetang meluncurkan lava pijar ke sungai-sungai yang berhulu di puncak kawah.
Guguran lava Gunung Karangetang meluncur ke arah Kali Kahetang sejauh 1.000 sampai 1.750 meter, ke arah Kali Batuawang hingga sejauh 1.000 meter, ke arah Kali Batang sejauh lebih kurang 700 meter, serta ke arah Kali Timbelang dan Beha Barat sejauh lebih kurang 700 hingga 1.000 meter.
Yudia mengatakan bahwa Karangetang masih mengalami tremor terus menerus dengan amplitudo antara 0,5 milimeter hingga dua milimeter.
Gunung Karangetang mulai mengalami erupsi efusif pada 8 Februari 2023. Status aktivitas gunung itu sudah dinaikkan menjadi Siaga (Level III).