Manado, 22/10 (AntaraSulut) - Bupati Minahasa Jantje Wowiling Sajouw meminta mahasiswa Papua yang sedang menimbah ilmu di Universitas Negeri Tondano agar tetap menjaga hubungan baik dengan masyarakat sekitar, yang selama ini telah terbina.

"Saya minta agar mahasiswa Papua yang sementara belajar di Unima , agar menjaga kebersamaan yang telah ada selama ini," kata Bupati Sajouw kepada Antara di sela kunjungan di Amerika Serikat, Rabu.

Mahasiswa haruslah serius belajar, dan menghindari sikap yang kurang terpuji yang bisa membawa masalah.

"Mari kita belajar dari apa yang sudah terjadi waktu yang lalu, jangan ulangi lagi, sekali lagi jangan ulangi," tegas Bupati Sajouw.

Persahabatan dan kebersamaan antara masyarakat Papua dan Minahasa sangat bagus dan sangat mahal harganya.

Demikian juga, katanya, kepada masyarakat Tataaran, disamping waspada dan berjaga-jaga, agar tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang sifatnya provokatif. Jika ditemukan segera laporkan ke Kepolisian atau aparat keamanan.

"Saya yakin kita semua cinta damai. Ada banyak kesamaan budaya yang ada pada orang Minahasa dan Papua terutama soal keyakinan mayoritas," jelasnya.

Mohon doa untuk Minahasa, mohan doa untuk Tataaran dan mohon doa khusus bagi mahasiswa Papua, supaya bisa tenang dan belajar dengan baik," katanya.

Sebelumnya, terjadi perkelahian antara warga setempat dengan mahasiswa Papua, Minggu (20/10) pukul 03.00 Wita, diduga berawal dari pengaruh minuman keras (Miras).

Petius Tabone (20) mahasiswa Politeknik Manado yang saat kejadian berada di lokasi meregang nyawa, sementara sejumlah warga setempat dan mahasiswa Papua menderita luka berat dan ringan.

Berdasarkan keterangan beberapa saksi, sekira pukul 02.30 Wita, sekelompok mahasiswa Papua yang beberapa di antaranya diduga sudah mabuk berjalan dari asrama menuju Kelurahan Tataaran 2 sambil berteriak-teriak. Warga yang resah, tak dapat menahan emosi. Perkelahian akhirnya tak terelakkan. Perkelahian meluas dan mengakibatkan puluhan rumah warga di Kelurahan Tataaran 2 dan Tataaran Patar dihujani batu. Petius Tabone jadi korban.

Pukul 04.00 Wita korban meninggal dibawa ke asrama. Mahasiswa Papua yang marah karena teman mereka sudah jadi korban, meminta pertolongan kepada teman mahasiswa Papua lain. Mereka kemudian bersatu dan diduga menyerang kembali masyarakat Tataaran dengan menggunakan panah, parang, batu besi.

Beberapa sumber menyebut mereka ikut melempar rumah, merusak kendaraan yang diparkir, serta membongkar mengambil barang-barang yang ada di dalam kios dan membakarnya di pertigaan jalan Tataran Patar.

Kapolres Minahasa AKBP Ronald Rumondor SIK MSi, dan Dandim 1302 Minahasa Teguh Heri Susanto turun ke TKP untuk menenangkan masyarakat dan mahasiswa Papua.

Menurut Rumondor, korban teridentifikasi kuliah di Politeknik Manado semester 5, warga suku Dani, Kabupaten Sentani. Sedangkan korban luka-luka, Lemius Yikwa (25) mahasiswa Unima dan Parmin Yikwa (18) mahasiswa Politeknik Manado.

Pewarta : Oleh Nancy Lynda Tigauw
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024