Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir menyebutkan surat dari Presiden FIFA Gianni Infantino kepada Presiden RI Joko Widodo membicarakan salah satunya soal standardisasi keamanan.
Erick mengemukakan hal itu setelah melaporkan hasil pertemuannya dengan Presiden FIFA di Doha, Qatar, kepada Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Rabu.
"Kalau di surat, saya pengertiannya di situ FIFA bicara transformasi lagi. FIFA menyiapkan tim untuk transformasi sepak bola salah satunya memang waktu (insiden) Kanjuruhan itu isu standardisasi daripada keamanan," kata Erick saat memberikan keterangan pers di kompleks Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Jumat.
Erick mengaku tidak melihat langsung isi surat Presiden FIFA. Namun, di sisi lain Presiden Jokowi menginstruksikan dua hal untuk segera dilakukan PSSI, yakni menyelesaikan peta biru transformasi sepak bola nasional.
Kedua, Presiden Jokowi menginstruksikan agar Erick kembali membuka pembicaraan dengan FIFA agar Indonesia tidak dikenakan sanksi terberat, yakni tidak berkompetisi dalam kejuaraan mana pun di tingkat dunia, seperti tahun 2015.
Dari instruksi Presiden tersebut, Erick menilai bahwa FIFA mementingkan standar keamanan (security) dan keselamatan (safety) di enam stadion yang menjadi venue Piala Dunia U20 agar tidak terulang seperti pada tragedi Kanjuruhan.
"Kenapa juga FIFA mengecek lapangan yang enam dipakai ini sesuai dengan standar atau tidak juga karena itu. Jadi, memang security dan safety menjadi penting. Kita sebagai host country juga security dan safety menjadi penting," katanya.
Oleh karena itu, Erick akan berkomunikasi dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono tentang 22 stadion yang sudah diaudit oleh Presiden Jokowi.
Beberapa stadion yang sudah diaudit itu sudah dikategorikan berdasarkan ringan hingga berat untuk distandardisasikan sesuai dengan arahan FIFA.
"Ini menjadi hal yang sangat kita harus standardisasikan, yang namanya manajemen pertandingan, manajemen lapangan pertandingan itu harus menjadi hal-hal standar kalau memang kita mau menjadi transformasi," kata Erick.
Erick mengemukakan hal itu setelah melaporkan hasil pertemuannya dengan Presiden FIFA di Doha, Qatar, kepada Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Rabu.
"Kalau di surat, saya pengertiannya di situ FIFA bicara transformasi lagi. FIFA menyiapkan tim untuk transformasi sepak bola salah satunya memang waktu (insiden) Kanjuruhan itu isu standardisasi daripada keamanan," kata Erick saat memberikan keterangan pers di kompleks Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Jumat.
Erick mengaku tidak melihat langsung isi surat Presiden FIFA. Namun, di sisi lain Presiden Jokowi menginstruksikan dua hal untuk segera dilakukan PSSI, yakni menyelesaikan peta biru transformasi sepak bola nasional.
Kedua, Presiden Jokowi menginstruksikan agar Erick kembali membuka pembicaraan dengan FIFA agar Indonesia tidak dikenakan sanksi terberat, yakni tidak berkompetisi dalam kejuaraan mana pun di tingkat dunia, seperti tahun 2015.
Dari instruksi Presiden tersebut, Erick menilai bahwa FIFA mementingkan standar keamanan (security) dan keselamatan (safety) di enam stadion yang menjadi venue Piala Dunia U20 agar tidak terulang seperti pada tragedi Kanjuruhan.
"Kenapa juga FIFA mengecek lapangan yang enam dipakai ini sesuai dengan standar atau tidak juga karena itu. Jadi, memang security dan safety menjadi penting. Kita sebagai host country juga security dan safety menjadi penting," katanya.
Oleh karena itu, Erick akan berkomunikasi dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono tentang 22 stadion yang sudah diaudit oleh Presiden Jokowi.
Beberapa stadion yang sudah diaudit itu sudah dikategorikan berdasarkan ringan hingga berat untuk distandardisasikan sesuai dengan arahan FIFA.
"Ini menjadi hal yang sangat kita harus standardisasikan, yang namanya manajemen pertandingan, manajemen lapangan pertandingan itu harus menjadi hal-hal standar kalau memang kita mau menjadi transformasi," kata Erick.