Manado, 30/9 (AntaraSulut) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) berharap bisa segera melakukan ekspor kain khas daerah tersebut yaitu kain Bentenan guna memperluas pasar produk itu.

"Kain Bentenan merupakan produk khas asal Sulut yang memiliki kualitas tinggi sebagai warisan para leluhur daerah ini," kata Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut T Hasudungan Siregar di Manado, Selasa.

Ia mengatakan pemerintah daerah sudah melakukan berbagai upaya dalam rangka pengembangan industri kain Bentenan agar kuantitas dan kualitas produk meningkat dan dapat menembus pasar luar negeri.

Menurut dia, dalam setiap ajang pameran baik nasional maupun internasional, pemerintah daerah terus mempromosikan produk kain Bentenan agar semakin dikenal luas.

"Belum lama ini, kain tenun tradisional ini dipamerkan di China Expo 2014, dan bulan depan akan dipamerkan pada Trade Expo Indonesia (TEI) di Jakarta 8-12 Oktober 2014," jelasnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Sulut, Olvie Atteng mengatakan, pihaknya akan memfasilitasi pengembangan kain batik menghadapi implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) mulai akhir tahun 2015.

"Kelompok-kelompok usaha tenun kain batik di Sulut, akan kami fasilitasi dalam pengembangan usaha," kata Olvie.

Ia menyebutkan prospek usaha batik Sulut sangat menjanjikan dengan pendapatan bagi industri kecil menengah (IKM) yang cukup tinggi.

"Apalagi tahun 2015 kita akan menghadapi pasar bebas, yakni MEA yang dituntut IKM menghasilkan produk berkualitas dan memiliki daya saing tinggi," katanya.

Ia menyebutkan dalam sisa waktu sebelum memasuki MEA 2015, Disperindag Sulut akan berusaha semaksimal mungkin mengembangkan IKM khususnya usaha kain batik yang saat ini sudah menjadi gaya hidup.

"Saat ini, ada delapan kabupaten dan kota di Sulut yang memiliki motif kain batik khas masing-masing, dan akan terus didorong agar tujuh kabupaten lainnya bisa segera menyusul," katanya.

Menurut dia, dengan kehadiran motif batik di 15 kabupaten dan kota di Sulut maka warisan budaya di daerah itu akan semakin dihargai dan akan lestari.***2***



Pewarta :
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024