Manado (ANTARA) - Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara, mencatat sebanyak dua kali luncuran awan panas guguran ke Kali Batu Awang.
"Luncuran awan panas ini terjadi pada kemarin sore. Nah, ini harus diwaspadai," ajak Ketua Pos PGA Karangetang, Yudia Prama Tatipang di Manado, Sabtu.
Jarak luncuran awan panas guguran pertama sejauh 1.750 meter, sementara yang kedua lebih jauh lagi yakni 2.000 meter.
"Memang masih ada sekitar tiga kilometer jarak luncurannya dengan permukiman warga yang ada di Dusun Kola-Kola, tapi ini perlu mendapatkan perhatian dari masyarakat," katanya.
Terjadinya luncuran awan panas guguran akibat penumpukan terus-menerus di ujung leleran lava pijar, dan ketika runtuh materialnya meluncur deras menuruni lereng gunung.
Karena itu, lanjut dia, langkah tepat sudah dilakukan pemerintah daerah dengan mengungsikan ke tempat lebih 20-an kepala keluarga di Dusun Kola-Kola agar bisa terhindar dari luncuran awan panas guguran.
Bila melihat sejarah, kata dia, Dusun Kola-Kola pernah terdampak luncuran awan panas guguran sehingga permukiman tersebut direlokasi, namun seiring waktu warga kembali menempati dusun tersebut.
"Memang aktivitas Gunung Karangetang saat ini masih tinggi, leleran lava masih terpantau menuruni lereng. Kami terus berharap warga mematuhi radius bahaya yang telah direkomendasikan oleh instansi terkait untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menaikkan status Gunung Karangetang dari waspada level II ke siaga level III setelah menunjukkan peningkatan aktivitas yang ditandai dengan keluarnya lava pijar dari puncak kawah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pos PGA Karangetang catat dua kali luncuran awan panas guguran
"Luncuran awan panas ini terjadi pada kemarin sore. Nah, ini harus diwaspadai," ajak Ketua Pos PGA Karangetang, Yudia Prama Tatipang di Manado, Sabtu.
Jarak luncuran awan panas guguran pertama sejauh 1.750 meter, sementara yang kedua lebih jauh lagi yakni 2.000 meter.
"Memang masih ada sekitar tiga kilometer jarak luncurannya dengan permukiman warga yang ada di Dusun Kola-Kola, tapi ini perlu mendapatkan perhatian dari masyarakat," katanya.
Terjadinya luncuran awan panas guguran akibat penumpukan terus-menerus di ujung leleran lava pijar, dan ketika runtuh materialnya meluncur deras menuruni lereng gunung.
Karena itu, lanjut dia, langkah tepat sudah dilakukan pemerintah daerah dengan mengungsikan ke tempat lebih 20-an kepala keluarga di Dusun Kola-Kola agar bisa terhindar dari luncuran awan panas guguran.
Bila melihat sejarah, kata dia, Dusun Kola-Kola pernah terdampak luncuran awan panas guguran sehingga permukiman tersebut direlokasi, namun seiring waktu warga kembali menempati dusun tersebut.
"Memang aktivitas Gunung Karangetang saat ini masih tinggi, leleran lava masih terpantau menuruni lereng. Kami terus berharap warga mematuhi radius bahaya yang telah direkomendasikan oleh instansi terkait untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM menaikkan status Gunung Karangetang dari waspada level II ke siaga level III setelah menunjukkan peningkatan aktivitas yang ditandai dengan keluarnya lava pijar dari puncak kawah.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pos PGA Karangetang catat dua kali luncuran awan panas guguran