Manado (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Manado, terus memacu penyelesaian, pasar tematik yang berlokasi di Tongkaina, Bunaken.
Kepala Disperindag Manado, Hendrik Warokka, mengatakan, pihaknya mendorong penyelesaian pasar tematik itu, untuk mendukung program pariwisata yang ditetapkan pemerintah dari pusat hingga ke daerah yakni Manado.
"Kami terus mendorong penyelesaian pembangunan pasar tematik, yang tinggal proses finishing saja. Untuk kami sudah melakukan berbagai langkah sesuai dengan ketentuan dalam Perpres 12 tahun 2021," kata Warokka.
Dia menjelaskan, pekerjaan pembangunan tersebut, memang tinggal satu atau dua persen, tetapi dia sudah menegaskan, kontraktor mematuhi ketentuan dalam Perpres, yakni melakukan adendum dan berkomitmen terus menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak, sambil mematuhi konsekwensi yakni membayar denda.
Di sisi lain, dia menjelaskan, pasar tematik tersebut, akan mengintegrasikan perdagangan dan pariwisata yang ramah lingkungan. Dalam hal ini, semua yang ecofriendly, akan bermuara di tempat itu.
"Konsep ini berbeda, maka semua IKM dan UMKM yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, yang ramah lingkungan seperti Yani Ecoprint nantinya bisa ditemukan di tempat itu," kata warokka.
Dia menambahkan lagi, pembangunan pasar tematik itu, akan menjadi penghubung antara pembangunan kepariwisataan di Sulawesi Utara, karena posisinya yang berada di perbatasan Manado dan Minahasa Utara, dan bermuara di KEK Likupang.
Warokka menjelaskan, pembangunan pasar tematik Manado itu, sendiri menelan anggaran sekitar Rp 75 miliar, yang diturunkan kepada beberapa item belanja, termasuk perencanaan, konsultan pengawas, manajemen konstruksi sampai monitoring evaluasi.
"Kami tentu berharap dalam waktu dekat selesai dan bisa diresmikan, karena akan sangat berpengaruh terhadap devisa dari sektor pariwisata," katanya.
Kepala Disperindag Manado, Hendrik Warokka, mengatakan, pihaknya mendorong penyelesaian pasar tematik itu, untuk mendukung program pariwisata yang ditetapkan pemerintah dari pusat hingga ke daerah yakni Manado.
"Kami terus mendorong penyelesaian pembangunan pasar tematik, yang tinggal proses finishing saja. Untuk kami sudah melakukan berbagai langkah sesuai dengan ketentuan dalam Perpres 12 tahun 2021," kata Warokka.
Dia menjelaskan, pekerjaan pembangunan tersebut, memang tinggal satu atau dua persen, tetapi dia sudah menegaskan, kontraktor mematuhi ketentuan dalam Perpres, yakni melakukan adendum dan berkomitmen terus menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak, sambil mematuhi konsekwensi yakni membayar denda.
Di sisi lain, dia menjelaskan, pasar tematik tersebut, akan mengintegrasikan perdagangan dan pariwisata yang ramah lingkungan. Dalam hal ini, semua yang ecofriendly, akan bermuara di tempat itu.
"Konsep ini berbeda, maka semua IKM dan UMKM yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi, yang ramah lingkungan seperti Yani Ecoprint nantinya bisa ditemukan di tempat itu," kata warokka.
Dia menambahkan lagi, pembangunan pasar tematik itu, akan menjadi penghubung antara pembangunan kepariwisataan di Sulawesi Utara, karena posisinya yang berada di perbatasan Manado dan Minahasa Utara, dan bermuara di KEK Likupang.
Warokka menjelaskan, pembangunan pasar tematik Manado itu, sendiri menelan anggaran sekitar Rp 75 miliar, yang diturunkan kepada beberapa item belanja, termasuk perencanaan, konsultan pengawas, manajemen konstruksi sampai monitoring evaluasi.
"Kami tentu berharap dalam waktu dekat selesai dan bisa diresmikan, karena akan sangat berpengaruh terhadap devisa dari sektor pariwisata," katanya.