Manado, (ANTARA Sulut) - Wakil Gubenur (Wagub) Sulawesi Utara (Sulut) DR Djouhari Kansil mengajak warga Sindulang Kec. Tuminting Manado hentikan mengkonsumsi minuman keras (alkohol) berlebihan bisa menciptakan suasana tidak nyaman ditengah-tengah masyarakat.

"Ajakan itu disampaikan Wagub Kansil saat mengikuti ibadah bersama Jemaat GMIM Sion Kelurahan Sindulang I Wilayah Manado Utara Minggu (24/8)," kata Kabag Humas Setda Provinsi Sulut, DR Jemmy Kumendong di Manado, Senin.

Menurut Wagub, Kelurahan Sindulang I, Sindulang II serta Keluarahan Karang Ria sudah terkenal dengan penyakit masyarakat tersebut.

Terutama Kampung Sanger dan Komplek Lumba-Lumba, akibat pengaruh minuman keras beralkohol itu, hampir setiap saat terjadi perkelahian antar kampung (tarkam) menggunakan panah wayer, sehingga menimbulkan korban jiwa.

Salah satu bukti konkrit Wagub menyebutkan, MInggu subuh (24/8) anak-anak Kampung Sanger dengan Lumba-lumba terjadi perkelahian dan saling serang disertai panah wayer.

Dia mengatakan sebagai orang tua seharusnya memiliki perasaan prihatin dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi saat ini, jangan justeru orang tua menjadi ikut-ikutan terlibat dalam tawuran tersebut.

Menurut Wagub, pemerintah bersama aparat keamanan di daerah ini, terus berupaya membina sekaligus mendorong agar penyakit masyarakat tersebut segera dihentikan, karena sudah banyak jiwa melayang percuma karena gara-gara panah wayer.

Peristiwa itu dilakukan segelintir anak-anak muda di Kota Manado, termasuk di Kelurahan Sindulang I, Sindulang II serta Kelurahan Karang Ria Manado.

Tiga kelurahan ini dianggap paling rawan dengan panah wayer, masyarakat yang ingin berkunjung kepada sanak saudaranya di tiga wilayah tersebut sekarang ini telah berpikir panjang, jangan bisa menjadi korban sia-sia dari ulah anak-anak muda disini.

Wagub mengatakan, akibat dari panah wayer tersebut saat ini Kapolda Sulut Brigjen Jimmy palmer Sinaga, telah memerintahkan anggotanya untuk tembak ditempat apabila kedapatan ada warga melakukan tindakan kriminal menggunakan panah wayer.

Tentunya ini menjadi perhatian warga, untuk segera menghentikan tindakan-tindakan kriminal yang bisa merugikan orang lain, sembari mengajak kiranya panah wayer digantikan dengan `empat wayer`.

"Lebih baik warga Sindulang dan karang Ria terus budayakan tarian empat wayer merupakan warisan leluhur dari Nusa Utara, ketimbang beramin-main dengan panah wayer akan berurusan dengan aparat hukum," kata Kansil.


Pewarta : Oleh Jootje Kumajas
Editor : Guntur Bilulu
Copyright © ANTARA 2024