Sitaro (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) khususnya Wakil Bupati John H Palandung mengimbau warga yang bermukim di kawasan rawan bencana Gunung Api (GAPI) Karangetang untuk tetap meningkatkan kewaspadaan.
Data yang berhasil dirangkum awak media dari Pusat Vulaknologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) lewat pos pengamatan gempa hembusan GAPI Karangetang terus alami peningkatan
Sebagaimana laporan aktivitas gunung api periode pengamatan per 29 November 2022, untuk kegempaan hembusan berjumlah 4, dengan amplitudo 10-15 mm serta berdurasi 27-38 detik. Kemudian hybrid atau fase banyak sebanyak 5 kali dengan amplitudo 6-20 mm, S-P 0 detik, berdurasi 14-17 detik.
Petugas Pos Pengamatan GAPI Karangetang, Vieko K Rompas dalam rekomendasi laporan tersebut mengatakan, masyarakat dan pengunjung/wisatawan diimbau agar tidak mendekati atau tidak melakukan pendakian.
"Selain itu tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 1.5 km dari puncak Kawah Dua (Kawah Utara) dan Kawah Utama (selatan), serta area perluasan sektoral ke arah Barat sejauh 2.5 km serta sepanjang kali Malebuhe," urai dia.
Kemudian diharapkan warga mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu dari penumpukan material lava sebelumnya karena kondisinya belum stabil dan mudah runtuh, terutama kesektor selatan, tenggara, barat dan barat daya.
"Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak GAPI Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai," jelasnya.
"Pemerintah daerah sangat berharap agar supaya masyarakat dapat mewaspadai sedini mungkin, terutama warga yang bermukim di kawasan rawan bencana GAPI Karangetang," imbau Palandung.
Data yang berhasil dirangkum awak media dari Pusat Vulaknologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) lewat pos pengamatan gempa hembusan GAPI Karangetang terus alami peningkatan
Sebagaimana laporan aktivitas gunung api periode pengamatan per 29 November 2022, untuk kegempaan hembusan berjumlah 4, dengan amplitudo 10-15 mm serta berdurasi 27-38 detik. Kemudian hybrid atau fase banyak sebanyak 5 kali dengan amplitudo 6-20 mm, S-P 0 detik, berdurasi 14-17 detik.
Petugas Pos Pengamatan GAPI Karangetang, Vieko K Rompas dalam rekomendasi laporan tersebut mengatakan, masyarakat dan pengunjung/wisatawan diimbau agar tidak mendekati atau tidak melakukan pendakian.
"Selain itu tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 1.5 km dari puncak Kawah Dua (Kawah Utara) dan Kawah Utama (selatan), serta area perluasan sektoral ke arah Barat sejauh 2.5 km serta sepanjang kali Malebuhe," urai dia.
Kemudian diharapkan warga mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu dari penumpukan material lava sebelumnya karena kondisinya belum stabil dan mudah runtuh, terutama kesektor selatan, tenggara, barat dan barat daya.
"Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak GAPI Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai," jelasnya.
"Pemerintah daerah sangat berharap agar supaya masyarakat dapat mewaspadai sedini mungkin, terutama warga yang bermukim di kawasan rawan bencana GAPI Karangetang," imbau Palandung.