Sitaro (ANTARA) - Sebanyak 16 perempuan pra sejahtera dan penyintas bencana di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) difasilitasi pemerintah daerah untuk menerima bantuan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"Kami memfasilitasi dan bantuan diberikan oleh DP3A Provinsi kepada mereka berupa peralatan masak dan kompor gas. Tentu ini bertujuan untuk membantu perempuan di daerah agar memiliki keahlian dalam berwirausaha,. Bantuan diberikan berupa dandang, wajan, pisau, kompor gas, dan peralatan masak/dapur,” kata Kepala Dinas DP3A Sitaro, Juliany Joice Kumaat mewakili Bupati Evangelian Sasingen.
Adapun ke 16 perempuan tersebut, menurut dia telah mengikuti pelatihan selama 15 hari sejak Mei 2022 lalu lalu, dengan tiga kategori perempuan yakni perempuan pra sejahtera, perempuan penyintas bencana, dan perempuan penyintas kekerasan.
”Untuk Kabupaten Kepulauan Sitaro sendiri hanya dua kategori yakni perempuan pra sejahtera dan perempuan penyintas bencana. Sedangkan perempuan penyintas kekerasan tidak ada," jelas dia.
Dia berharap, dengan adanya bantuan tersebut mereka dapat menciptakan lapangan kerja sendiri dan memiliki usaha lewat keahlian memasak, buat kue, dan banyak lagi. "Ini tentunya bertujuan guna meningkatkan taraf hidup keluarga dan menurunkan angka kemiskinan,” kuncinya.
"Kami memfasilitasi dan bantuan diberikan oleh DP3A Provinsi kepada mereka berupa peralatan masak dan kompor gas. Tentu ini bertujuan untuk membantu perempuan di daerah agar memiliki keahlian dalam berwirausaha,. Bantuan diberikan berupa dandang, wajan, pisau, kompor gas, dan peralatan masak/dapur,” kata Kepala Dinas DP3A Sitaro, Juliany Joice Kumaat mewakili Bupati Evangelian Sasingen.
Adapun ke 16 perempuan tersebut, menurut dia telah mengikuti pelatihan selama 15 hari sejak Mei 2022 lalu lalu, dengan tiga kategori perempuan yakni perempuan pra sejahtera, perempuan penyintas bencana, dan perempuan penyintas kekerasan.
”Untuk Kabupaten Kepulauan Sitaro sendiri hanya dua kategori yakni perempuan pra sejahtera dan perempuan penyintas bencana. Sedangkan perempuan penyintas kekerasan tidak ada," jelas dia.
Dia berharap, dengan adanya bantuan tersebut mereka dapat menciptakan lapangan kerja sendiri dan memiliki usaha lewat keahlian memasak, buat kue, dan banyak lagi. "Ini tentunya bertujuan guna meningkatkan taraf hidup keluarga dan menurunkan angka kemiskinan,” kuncinya.