Padang, 6/6 (Antara) - Calon Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengatakan pasangan Jokowi-Jusuf Kalla tidak memiliki dosa sosial karena itu sulit dicari kelemahannya sehingga yang muncul banyak kampanye hitam dan fitnah. 

"Orang mau menjadi presiden harus lebih banyak amal sosialnya daripada dosa sosialnya. Jokowi-JK insyaalloh banyak amal sosialnya. Dan alhamdulillah tak punya dosa sosial, tak korupsi," kata Cawapres M Jusuf Kalla saat berdialog dengan relawan Jokowi-JK di markas besar "Tuah Sakato" di Padang, Sumbar, Jumat. 

Cawapres Jusuf Kalla bersama Ny Mufidah Kalla dan rombongan melanjutkan kampanye ke Padang, Sumbar setelah sehari sebelumnya melakukan kampanye di Aceh dan besuk akan berlanjut ke Pekan Baru, Riau. 

Ikut dalam rombongan antara lain Politisi PDI-P Eva Kusuma Sundari, PKB Abdul Kadir Karding, Nasdem Sugeng Suparwoto. 

Menurut Jusuf Kalla karena pasangan capres Jokowi-JK sulit dicari kelemahannya maka yang muncul berbagai kampanye hitam dan fitnah. Jusuf Kalla menyinggung adanya kampanye hitam yang meragukan ke-Islaman Jokowi. 

Jusuf Kalla juga mengatakan tidak gentar dengan banyaknya dukungan parpol terhadap pasangan lawan. Menurut Jusuf Kalla, orang sering salah sangka dalam pilpres bukan memilih parpol namun memilih figur. Karena itu Jusuf Kalla optimistis rakyat akan lebih memilih Jokowi-JK. 

"Dalam Pilpres yang dipilih figur, tidak berapa banyak jumlah parpol," kata Jusuf Kalla. 

Dalam kesempatan itu Jusuf Kalla juga menjelaskan perbedaan antara seorang pemberani dan pemarah. Menurut Jusuf Kalla seorang yang tegas adalah yang berani ambil keputusan, dan mau bertanggungjawab. 

"Tegas itu berani ambil keputusan, dan bukan marah-marah," kata Jusuf Kalla. 

 Jusuf Kalla menjelaskan untuk bertindak tegas tidak harus dengan berteriak-teriak atau marah-marah. Jusuf Kalla menjelaskan Jokowi saat membenahi pasar Tanah Abang telah bertindak dengan tegas, meskipun dilakukan dengan santun tanpa marah-marah. 

Dalam pidato lainnya Jusuf Kalla meminta para relawan untuk berani melawan jika ada oknum birokrasi yang melakukan intimidasi kepada masyarakat. 

"Kalau ada birokrasi yang mengintimidasi masyarakat maka relawan harus lawan," kata Jusuf Kalla. 

Pemilu Presiden 9 Juli 2014 diikuti oleh dua pasang kandidat Presiden dan Wakil Presiden, yaitu Jokowi-Jusuf Kalla yang didukung oleh lima partai yakni PDI Perjuangan, Partai Nasdem, PKB, Hanura dan PKPI sedangkan Prabowo-Hatta didukung oleh enam partai yaitu Gerindra, PAN, PPP, Golkar, PKS dan PBB.

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024