Manado (ANTARA) - PT PLN (Persero) siap mendorong pembangunan ekonomi hijau di Jawa Barat, dengan menghadirkan layanan listrik yang berkualitas, andal dan ramah lingkungan.

Dalam Forum Diskusi Publik Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan Bantuan Pasang Baru Listrik, yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi (Ditjen Gatrik) dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Bandung. PLN memaparkan kondisi kelistrikan di Jawa Barat, termasuk transformasi yang telah dilakukan dan rencana ke depan dalam membangun ekonomi hijau di Jawa Barat.

Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Barat, Ai Saadiyah Dwidaningsih, S.T., M.T. mewakili Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang pada Forum Diskusi tersebut menyampaikan komitmennya dalam penurunan emisi gas rumah kaca.

“Forum diskusi ini dapat memberikan dampak positif, khususnya dalam menyosialisasikan program-program penting khususnya terkait ketenagalistrikan kepada segenap lapisan masyarakat,” tuturnya.

Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura dan Bali PLN Haryanto WS mengatakan, beban kelistrikan Jawa Barat diprediksikan terus tumbuh hingga lebih dari 11.000 megawatt (MW) pada 2025. Hal ini seiring dengan lahirnya kawasan industri baru seperti kawasan industri KNIC, kawasan industri Pertiwi Lestari dan Pelabuhan Patimban, serta hadirnya berbagai bisnis berkebutuhan listrik besar seperti PT KCIC, Sata Center Delta Mas, pabrik baterai, dan pabrik kendaraan listrik.

“PLN di Provinsi Jabar ini terbesar se Indonesia. Kontribusinya mencapai 21 persen atau 1/5 dari pendapatan nasional PLN. Kami optimistis Jawa Barat akan melaju semakin cepat dan hebat,” kata Haryanto.

Menurut Haryanto, PLN telah berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan tersebut agar terbangun ekonomi hijau, dengan menyediakan layanan listrik andal dan ramah lingkungan, melalui penggunaan energi hijau yang diwujudkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030.

“RUPTL ini merupakan paling green dengan menargetkan pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) sebesar 4,7 gigawatt (GW),” tutur Haryanto.

Haryanto melanjutkan, terkait pembangkit energi baru terbarukan (EBT) di Jawa Barat, dari total kapasitas pembangkit 7.612 MW, kontribusi pembangkit EBT yang beroperasi di Jawa Barat sampai dengan Juni 2022 mencapai 38,12 persen.

“Dengan perngembangan energi terbarukan oleh PLN pada periode 2023-2026 maka diproyeksikan tambahan kapasitas EBT sebesar 2.016 MW. Hal ini akan meningkatkan kontribusi di Jawa Barat dari 38,12 persen menjadi 51 persen,” jelas Haryanto.

Potensi EBT yang luar biasa di Jawa Barat ini menurut Haryanto perlu dukungan dan kolaborasi dari berbagai pihak, Pemerintah Daerah, Dinas ESDM dan mitra strategis lainnya.

Haryanto mengungkapkan PLN juga memahami bahwa industri saat ini membutuhkan bauran energi yang ramah lingkungan supaya produknya bisa bersaing di pasar global. Oleh karena itu, PLN menyediakan layanan Renewable Energy Certificate (REC) untuk mendukung ekonomi hijau.

PLN siap berkolaborasi, bersinergi, mendukung penuh program-program Provinsi Jawa Barat supaya tercapai visinya yaitu Jabar Juara, Jabar Caang.

 

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw

Copyright © ANTARA 2024