Sangihe, Sulut (ANTARA) - Demam Berdarah atau DBD di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara terus meningkat, data dinas Kesehatan di daerah itu mencatat ada 189 kasus selama Januari sampai akhir Juli 2022.
"Selama bulan Januari sampai dengan akhir bulan Juli 2022, sudah ada 189 pasien Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Sangihe," kata Kepala Dinas Kesehatan Sangihe, Handry Pasandaran di Tahuna, Sabtu.
Menurut dia, kasus demam berdarah dengue tahun 2022 ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2021 yang berjumlah 185 kasus.
Cuaca pancaroba yang melanda Kabupaten Sangihe, kata dia, turut mempengaruhi peningkatan kasus demam berdarah dengue yang berhubungan dengan perkembangan nyamuk Aedes Aegypti.
Dinas Kesehatan daerah bersama seluruh jajaran telah melakukan langkah-langka penanganan mulai dari pemeriksaan jentik nyamuk hingga fogging untuk membunuh nyamuk dewasa.
"Fogging atau pengasapan sudah kami lakukan di beberapa lokasi kelurahan yang ada di Kota Tahuna guna membasmi nyamuk dewasa," kata dia.
Pemerintah Kabupaten kata dia mengimbau masyarakat untuk ikut berperan membasmi jentik nyamuk penyebab DBD.
Menurut Handry Pasandaran, DBD sangat berhubungan dengan kebersihan lingkungan, sehingga masyarakat diminta untuk membersihkan lingkungan masing-masing.
"Kami mengajak semua masyarakat agar tetap membersihkan lingkungan masing-masing termasuk gerakan 3 M yaitu, menutup, menguras dan menimbun wadah yang dapat mempercepat perkembangbiakan nyamuk," kata dia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dinas Kesehatan daerah Norce Kaemba, mengatakan penyakit DBD disebabkan oleh nyamuk dan berkembang biak di air bersih melalui wadah, diantaranya kaleng bekas dan sampah plastik.
"Kami berharap kerja sama dengan pemerintah kelurahan atau kampung untuk mengajak masyarakat supaya melakukan pembersihan lingkungan agar nyamuk dapat diberantas sampai dengan jentik-jentiknya," kata dia.
"Selama bulan Januari sampai dengan akhir bulan Juli 2022, sudah ada 189 pasien Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Sangihe," kata Kepala Dinas Kesehatan Sangihe, Handry Pasandaran di Tahuna, Sabtu.
Menurut dia, kasus demam berdarah dengue tahun 2022 ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2021 yang berjumlah 185 kasus.
Cuaca pancaroba yang melanda Kabupaten Sangihe, kata dia, turut mempengaruhi peningkatan kasus demam berdarah dengue yang berhubungan dengan perkembangan nyamuk Aedes Aegypti.
Dinas Kesehatan daerah bersama seluruh jajaran telah melakukan langkah-langka penanganan mulai dari pemeriksaan jentik nyamuk hingga fogging untuk membunuh nyamuk dewasa.
"Fogging atau pengasapan sudah kami lakukan di beberapa lokasi kelurahan yang ada di Kota Tahuna guna membasmi nyamuk dewasa," kata dia.
Pemerintah Kabupaten kata dia mengimbau masyarakat untuk ikut berperan membasmi jentik nyamuk penyebab DBD.
Menurut Handry Pasandaran, DBD sangat berhubungan dengan kebersihan lingkungan, sehingga masyarakat diminta untuk membersihkan lingkungan masing-masing.
"Kami mengajak semua masyarakat agar tetap membersihkan lingkungan masing-masing termasuk gerakan 3 M yaitu, menutup, menguras dan menimbun wadah yang dapat mempercepat perkembangbiakan nyamuk," kata dia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dinas Kesehatan daerah Norce Kaemba, mengatakan penyakit DBD disebabkan oleh nyamuk dan berkembang biak di air bersih melalui wadah, diantaranya kaleng bekas dan sampah plastik.
"Kami berharap kerja sama dengan pemerintah kelurahan atau kampung untuk mengajak masyarakat supaya melakukan pembersihan lingkungan agar nyamuk dapat diberantas sampai dengan jentik-jentiknya," kata dia.