Manado, (AntaraSulut) - Plt Kepala BI Perwakilan Sulawesi Utara, Eko Siswantoro memprediksikan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) akan membaik Juni 2014, pasca banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah daerah di provinsi tersebut pada 15 Januari 2014.
"Diprediksikan ekonomi di Sulut akan kembali membaik tiga hingga empat bulan ke depan," kata Eko Siswantoro di Manado.
Menurut Eko pemerintah harus mempercepat pembangunan dan perbaikan infrastruktur yang rusak waktu banjir bandang dan tanah longsor, kata Eko.
Pada empat bulan ke depan, pembangunan infrastuktur untuk pemulihan perekonomian bahkan di segala bidang harus didorong.
"Fokus perbaikan yang rusak agar geliat ekonomi kembali stabil kembali," katanya, sambil menambahkan ekonom akan cepat pulih kalau infrastruktur jalan dan jembatan sudah bagus.
Bencana alam banjir bandang dan tanah longsor itu pada pertengahan Januari 2014 itu melanda Kota Manado, Kota Tomohon, Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa menimbulkan kerugian sekitar Rp1,8 triliun.
Musibah itu juga mengakibatkan 20 orang meninggal dunia, ratusan rumah penduduk hanyut terbawa banjir dan mengalami rusak berat/ringan, menyebabkan 15.000 orang harus mengungsi dan juga berdampak pada 107.000 jiwa.***2***
"Diprediksikan ekonomi di Sulut akan kembali membaik tiga hingga empat bulan ke depan," kata Eko Siswantoro di Manado.
Menurut Eko pemerintah harus mempercepat pembangunan dan perbaikan infrastruktur yang rusak waktu banjir bandang dan tanah longsor, kata Eko.
Pada empat bulan ke depan, pembangunan infrastuktur untuk pemulihan perekonomian bahkan di segala bidang harus didorong.
"Fokus perbaikan yang rusak agar geliat ekonomi kembali stabil kembali," katanya, sambil menambahkan ekonom akan cepat pulih kalau infrastruktur jalan dan jembatan sudah bagus.
Bencana alam banjir bandang dan tanah longsor itu pada pertengahan Januari 2014 itu melanda Kota Manado, Kota Tomohon, Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa menimbulkan kerugian sekitar Rp1,8 triliun.
Musibah itu juga mengakibatkan 20 orang meninggal dunia, ratusan rumah penduduk hanyut terbawa banjir dan mengalami rusak berat/ringan, menyebabkan 15.000 orang harus mengungsi dan juga berdampak pada 107.000 jiwa.***2***