Manado, (ANTARA Sulut) - Komisi A DPRD Manado, Sulawesi Utara ingatkan pemerintah membereskan tawuran antarkampung (tarkam) di wilayah Tuminting.
"Kami khawatir hal tersebut akan mengarah ke SARA, karena sudah setiap malam Sindulang Satu dan Dua terlibat dalam perkelahian dan sudah menggunakan senjata tajam," kata Sekretaris Komisi A DPRD Manado Markho Tampi, di Manado, Kamis.
Markho mengatakan, pemerintah harus melakukan tindakan ekstrim untuk menyelesaikan pertikaian di wilayah tersebut, sebab tarkam terjadi setiap malam, dan itu sudah berlangsung selama kurang lebih tiga bulan.
"Harus ada tindakan represif untuk mengatasi masalah itu, pemberlakuan jam malam atau semacamnya melarang tamu tak dikenal datang di malam hari atau lainya," kata Markho.
Ia mengatakan, bukan hanya itu Lurah maupun kepala lingkungan harus bertindak lebih agresif, memeriksa warganya, dan jika memang ketahuan mereka itu para pelaku tarkam, harus segera diamankan, sebab tinggal itu jalan satu-satunya.
"Sebab mediasi yang kami lakukan hanya bertahan sementara waktu, dan kembali terjadi, sehingga membuat suasana tidak nyaman," katanya.
Ia mengakui situasi sedikit membaik, karena sejak dua hari lalu, sudah ada aparat TNI AD dari Kodim 1309/Manado serta Brimob yang berjaga, sehingga tidak kedengaran lagi keributan.
Tetapi itu menurutnya, hanya sementara ia khawatir begitu pengamanan oleh tentara dan Brimob ditarik, keributan kembali terjadi, karena para pelaku selalu berusaha mencari kesempatan.
Ia berharap pemerintah memfokuskan perhatian untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di wilayah tersebut, jangan sampai terlanjur jauh sampai ke SARA karena akan menodai citra Manado kota yang aman dan nyaman.
Tarkam di Sindulang Satu dan Dua wilayah Tuminting terus terjadi sepanjang tiga bulan ini dimana para pelaku sudah menggunakan senjata tajam seperti panah wayer, pisau dan parang. ***3*** M.F.Said 5-12-2013 19.49
(T.KR-JHB/B/M031/M031) 05-12-2013 18:47:38
"Kami khawatir hal tersebut akan mengarah ke SARA, karena sudah setiap malam Sindulang Satu dan Dua terlibat dalam perkelahian dan sudah menggunakan senjata tajam," kata Sekretaris Komisi A DPRD Manado Markho Tampi, di Manado, Kamis.
Markho mengatakan, pemerintah harus melakukan tindakan ekstrim untuk menyelesaikan pertikaian di wilayah tersebut, sebab tarkam terjadi setiap malam, dan itu sudah berlangsung selama kurang lebih tiga bulan.
"Harus ada tindakan represif untuk mengatasi masalah itu, pemberlakuan jam malam atau semacamnya melarang tamu tak dikenal datang di malam hari atau lainya," kata Markho.
Ia mengatakan, bukan hanya itu Lurah maupun kepala lingkungan harus bertindak lebih agresif, memeriksa warganya, dan jika memang ketahuan mereka itu para pelaku tarkam, harus segera diamankan, sebab tinggal itu jalan satu-satunya.
"Sebab mediasi yang kami lakukan hanya bertahan sementara waktu, dan kembali terjadi, sehingga membuat suasana tidak nyaman," katanya.
Ia mengakui situasi sedikit membaik, karena sejak dua hari lalu, sudah ada aparat TNI AD dari Kodim 1309/Manado serta Brimob yang berjaga, sehingga tidak kedengaran lagi keributan.
Tetapi itu menurutnya, hanya sementara ia khawatir begitu pengamanan oleh tentara dan Brimob ditarik, keributan kembali terjadi, karena para pelaku selalu berusaha mencari kesempatan.
Ia berharap pemerintah memfokuskan perhatian untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di wilayah tersebut, jangan sampai terlanjur jauh sampai ke SARA karena akan menodai citra Manado kota yang aman dan nyaman.
Tarkam di Sindulang Satu dan Dua wilayah Tuminting terus terjadi sepanjang tiga bulan ini dimana para pelaku sudah menggunakan senjata tajam seperti panah wayer, pisau dan parang. ***3*** M.F.Said 5-12-2013 19.49
(T.KR-JHB/B/M031/M031) 05-12-2013 18:47:38