Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) bekerjasama dengan Astra meluncurkan program pengembangan SMK dalam rangka meningkatkan kualitas SDM vokasi berdaya saing global.
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek Wikan Sakarinto mengatakan program ini merupakan link and match, kolaborasi antara pendidikan vokasi SMK dengan dunia industri nyata.
"Ke depan akan kita upayakan bisa mendapatkan project riil, jadi siswa belajar sambil mengerjakan projects sesungguhnya," kata Wikan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Astra bekerjasama dengan Kemendikbud Ristek meluncurkan program National Showcase SMK Binaan Astra (BISA) di Ponorogo, Jawa Timur.
National Showcase SMK BISA merupakan program pengembangan SMK secara mendalam dan menyeluruh dengan mengedepankan kemitraan dan penyelarasan dengan Grup Astra untuk menjadikan SMK sebagai pusat rujukan nasional. Nantinya seluruh program keahlian akan diterapkan link and match, dengan perusahaan Grup Astra yang terkait. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM vokasi yang memiliki daya saing global.
Baca juga: Kemendikbud Ristekdikti ajak mahasiswa NTT berani laporkan tindakan korupsi
Program ini diresmikan di SMK PGRI 2 Ponorogo, yang terpilih sebagai salah satu National Showcase SMK BISA, bersama Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek Wikan Sakarinto, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan juga manajemen Grup Astra yang hadir pada kegiatan tersebut.
Pada kesempatan ini Astra juga melakukan prosesi donasi pendidikan anak terdampak COVID-19. Donasi ini diberikan kepada 650 orang pelajar di seluruh Indonesia dengan total nilai donasi Rp1,3 miliar. Serta penyerahan hibah dari grup Astra kepada SMK PGRI 2 Ponorogo berupa Motor dan special tools dari PT. Astra Honda Motor serta Virtual Reality Preventive Maintenance Komatsu Hydraulic Excavator PC200-80 dari PT. United Tractors Tbk.
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek Wikan Sakarinto mengatakan nantinya SMK PGRI 2 Ponorogo akan mendapatkan kucuran dana lebih kurang Rp5 miliar. Dana tersebut merupakan dana National Showcase SMK BISA sebesar Rp2,5 miliar dari Astra dan juga mendapat tambahan Rp2,5 miliar dari Kemendikbud Ristek melalui SMK Pusat Keunggulan (PK) skema pemadanan.
"Bentuknya bisa peralatan, infrastruktur, pelatihan guru, dan pelatihan kepala sekolah SMK," kata Wikan.
Sementara itu, Head of Social Engagement Astra Triyanto mengatakan pengembangan National Showcase SMK Bisa merupakan program yang berjalan dengan dana matching fund antara Astra dengan Ditjen Pendidikan Vokasi.
Dalam perkembangannya sampai dengan tahun 2021 ini, Astra telah membina 3.320 SMK dengan lebih dari 1200 SMK diantaranya sudah link and match di seluruh Indonesia. Dan sampai saat ini, 137 SMK telah terverifikasi dengan Teaching Factory Assessment.
Dengan dikembangkannya link & match SMK BISA, lulusan vokasi yang bekerja di Grup Astra sebesar 64 persen dari total karyawan Astra, sedangkan selebihnya diserap langsung oleh industri lain dan sebagian kecil lainnya melanjutkan studi ke jenjang selanjutnya atau menjadi wirausaha.
Baca juga: Nadiem:Mengatakan Perkembangan AI perlu diimbangi dengan kecerdasan karakter
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek Wikan Sakarinto mengatakan program ini merupakan link and match, kolaborasi antara pendidikan vokasi SMK dengan dunia industri nyata.
"Ke depan akan kita upayakan bisa mendapatkan project riil, jadi siswa belajar sambil mengerjakan projects sesungguhnya," kata Wikan dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Astra bekerjasama dengan Kemendikbud Ristek meluncurkan program National Showcase SMK Binaan Astra (BISA) di Ponorogo, Jawa Timur.
National Showcase SMK BISA merupakan program pengembangan SMK secara mendalam dan menyeluruh dengan mengedepankan kemitraan dan penyelarasan dengan Grup Astra untuk menjadikan SMK sebagai pusat rujukan nasional. Nantinya seluruh program keahlian akan diterapkan link and match, dengan perusahaan Grup Astra yang terkait. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM vokasi yang memiliki daya saing global.
Baca juga: Kemendikbud Ristekdikti ajak mahasiswa NTT berani laporkan tindakan korupsi
Program ini diresmikan di SMK PGRI 2 Ponorogo, yang terpilih sebagai salah satu National Showcase SMK BISA, bersama Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek Wikan Sakarinto, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko dan juga manajemen Grup Astra yang hadir pada kegiatan tersebut.
Pada kesempatan ini Astra juga melakukan prosesi donasi pendidikan anak terdampak COVID-19. Donasi ini diberikan kepada 650 orang pelajar di seluruh Indonesia dengan total nilai donasi Rp1,3 miliar. Serta penyerahan hibah dari grup Astra kepada SMK PGRI 2 Ponorogo berupa Motor dan special tools dari PT. Astra Honda Motor serta Virtual Reality Preventive Maintenance Komatsu Hydraulic Excavator PC200-80 dari PT. United Tractors Tbk.
Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Ristek Wikan Sakarinto mengatakan nantinya SMK PGRI 2 Ponorogo akan mendapatkan kucuran dana lebih kurang Rp5 miliar. Dana tersebut merupakan dana National Showcase SMK BISA sebesar Rp2,5 miliar dari Astra dan juga mendapat tambahan Rp2,5 miliar dari Kemendikbud Ristek melalui SMK Pusat Keunggulan (PK) skema pemadanan.
"Bentuknya bisa peralatan, infrastruktur, pelatihan guru, dan pelatihan kepala sekolah SMK," kata Wikan.
Sementara itu, Head of Social Engagement Astra Triyanto mengatakan pengembangan National Showcase SMK Bisa merupakan program yang berjalan dengan dana matching fund antara Astra dengan Ditjen Pendidikan Vokasi.
Dalam perkembangannya sampai dengan tahun 2021 ini, Astra telah membina 3.320 SMK dengan lebih dari 1200 SMK diantaranya sudah link and match di seluruh Indonesia. Dan sampai saat ini, 137 SMK telah terverifikasi dengan Teaching Factory Assessment.
Dengan dikembangkannya link & match SMK BISA, lulusan vokasi yang bekerja di Grup Astra sebesar 64 persen dari total karyawan Astra, sedangkan selebihnya diserap langsung oleh industri lain dan sebagian kecil lainnya melanjutkan studi ke jenjang selanjutnya atau menjadi wirausaha.
Baca juga: Nadiem:Mengatakan Perkembangan AI perlu diimbangi dengan kecerdasan karakter