Yogyakarta (ANTARA) - Ahli Gizi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr Toto Sudargo, M.Kes mengatakan mengonsumsi telur mentah yang menjadi kebiasaan sebagian masyarakat di Indonesia memiliki dampak buruk bagi kesehatan.

"Sebenarnya banyak efek buruknya ketimbang manfaat yang didapat dari konsumsi telur mentah," katanya dalam keterangan pers universitas yang diterima di Yogyakarta, Selasa.

Ia menyayangkan pemahaman yang berkembang di masyarakat bahwa konsumsi telur mentah mampu meningkatkan kadar protein dalam tubuh dan membuat stamina lebih segar.

Telur mentah, menurut dia, biasanya dikonsumsi sebagian masyarakat bersama susu atau jamu. Bahkan, tidak sedikit yang mengonsumsi telur mentah secara langsung.

Baca juga: Pengamat: Tidak salah tenaga ahli KSP kerap muncul di media

"Pemahaman itu keliru," kata dosen Departemen Gizi Kesehatan  Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM ini.

Menurut dia, dalam sebuah penelitian yang telah dipublikasikan di "International Journal of Food Sciences and Nutrition" tahun 2004 mengungkapkan bahwa penyerapan protein oleh tubuh justru lebih banyak didapatkan dari konsumsi telur yang sudah matang.

Pada keadaan mentah, kata dia, protein dari telur yang dapat diserap tubuh hanya sebesar 50 persen. Sedangkan dalam keadaan telur telah matang, protein yang diserap tubuh mampu mencapai 90 persen.

Dalam putih telur, kata dia, mengandung avidin yaitu zat protein yang bisa berefek negatif bagi tubuh karena kemampuannya dalam mengikat biotin.

Ia menjelaskan biotin merupakan vitamin B7 yang larut dalam air dan diperlukan tubuh dalam proses metabolisme serta pencernaan gula dalam darah.

Bahaya lain dari konsumsi telur mentah, lanjut dia, adalah rentan infeksi bakteri Salmonella yang bisa menembus cangkang telur dan masuk hingga ke bagian putih telur.

Apabila telur dalam kondisi tidak bersih atau kotor dari peternakan peluang infeksi Salmonella karena konsumsi telur mentah sangat besar.

"Infeksi Salmonella bisa memicu kejang, mual, muntah, diare, bahkan kematian," kata dia.

Ia menjelaskan bahwa telur sarat akan kandungan gizi dan vitamin yakni vitamin A dan vitamin D. Selain itu juga protein, lemak, omega 3, omega 6, kalsium, fosfor, potassium, serta sodium, serta kolesterol.

Meskipun kaya gizi, ia menyebutkan kandungan vitamin dalam telur bisa rusak bahkan hilang saat proses pengolahan atau memasak dilakukan dengan tidak tepat.

Beberapa cara yang bisa dilakukan adalah dengan memasak dalam suhu yang stabil dan tidak terlalu lama baik dalam kondisi direbus maupun digoreng demikian Toto Sudargo.


Baca juga: Ahli: Perlu tindakan berani untuk capai target eliminasi TBC 2030

Pewarta : Luqman Hakim
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024