Jakarta (ANTARA) - PT Hutama Karya (Persero) mendukung Presidensi G20 Indonesia melalui komitmen untuk terus mengembangkan teknologi di bidang infrastruktur.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta pada Selasa, mengatakan bahwa Hutama Karya telah menerapkan teknologi infrastruktur tersebut. Saat ini, hampir 100 persen proyek Hutama Karya telah menerapkan metode Building Information Modelling (BIM) yang terintegrasi dengan aspek project management, meliputi Proyek Bangunan Gedung, Bangunan Air, Jalan dan Jembatan hingga EPC (engineering, procurement, construction).
“Hutama Karya berkomitmen untuk konsisten menerapkan dan mengimplementasikan BIM pada proses bisnis dan proyek-proyek yang dijalankannya. Dengan demikian, implementasi BIM dapat membantu optimalisasi setiap proyek yang digarap oleh Hutama Karya,” ujar Tjahjo.
Baca juga: Indonesia dorong negara G20 miliki indeks literasi digital
Penerapan BIM salah satunya dilakukan di Jalan Tol ruas Serbelawan – Pematang Siantar. Di sana, BIM dilakukan secara end to end serta langkah awal menuju digital twins dengan data streamline dari fase perencanaan, desain, konstruksi, hingga operasional. Implementasi teknologi digital pada proyek ini dilakukan pada seluruh life cycle proyek.
“Dimulai dengan digital survey menggunakan Light Detection and Ranging (LiDAR), engineering design, BIM Modeling, analisa, serta pemilihan trase yang berdampak pada proyek menjadi lebih baik, lebih cepat dan lebih efisien,” kata Tjahjo.
Masih terkait jalan tol, Hutama Karya juga telah memasang kamera Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Bakauheni – Terbanggi Besar. Ini menjadi jalan tol pertama yang menerapkan tilang elektronik di Indonesia.
“Apabila mobil melaju dengan kecepatan lebih dari 100 km per jam, pengendara tersebut akan langsung ditilang oleh polisi di wilayah tersebut. Tilang elektronik ini juga menjadi komitmen Hutama Karya dalam menekan kecelakaan di jalan tol,” ujar Tjahjo.
Selain itu, seluruh jalan tol yang dikelola oleh Hutama Karya juga menerapkan Intelligent Traffic System (ITS) dalam hal pendeteksian kondisi lalu lintas secara real time serta penyampaian secara otomatis kepada pengguna jalan, Weight in Motion (WIM) dalam menciptakan bebas kendaraan overload, serta pengembangan aplikasi HK Toll Apps sebagai media informasi seputar tol berbasis mobile.
Tjahjo mengatakan bahwa infrastruktur yang dibangun Hutama Karya menjadi komitmen untuk bangkit usai pandemi COVID-19. Sesuai dengan tagline G20 tahun ini "Recover Together, Recover Stronger", perusahaan meyakini melalui infrastruktur pemulihan ekonomi menjadi lebih cepat.
“Distribusi logistik antar provinsi di Sumatra pun lebih mudah karena ada JTTS, pemulihan sektor wisata lebih cepat karena akses jalan sudah terpenuhi, dengan begini kami yakin akan tumbuh dan bangkit bersama-sama,” katanya.
Sesuai dengan agenda G20 di Indonesia, pemerintah dan 19 negara anggota bersepakat mempertajam peran investasi infrastruktur selama dan setelah pandemi dengan berfokus pada empat agenda utama.
Agenda tersebut antara lain meningkatkan investasi infrastruktur berkelanjutan atau sustainable infrastructure dengan mendorong partisipasi sektor swasta, menekankan peran infrastruktur dalam mendorong inklusi sosial dan mengurangi kesenjangan antar daerah, meningkatkan investasi infrastruktur digital dan penggunaan teknologi dalam infrastruktur, serta mendorong infrastruktur transformatif usai COVID-19.
Baca juga: Kepala BRIN: Presidensi G20 dorong ketahanan pangan dunia yang berkelanjutan
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta pada Selasa, mengatakan bahwa Hutama Karya telah menerapkan teknologi infrastruktur tersebut. Saat ini, hampir 100 persen proyek Hutama Karya telah menerapkan metode Building Information Modelling (BIM) yang terintegrasi dengan aspek project management, meliputi Proyek Bangunan Gedung, Bangunan Air, Jalan dan Jembatan hingga EPC (engineering, procurement, construction).
“Hutama Karya berkomitmen untuk konsisten menerapkan dan mengimplementasikan BIM pada proses bisnis dan proyek-proyek yang dijalankannya. Dengan demikian, implementasi BIM dapat membantu optimalisasi setiap proyek yang digarap oleh Hutama Karya,” ujar Tjahjo.
Baca juga: Indonesia dorong negara G20 miliki indeks literasi digital
Penerapan BIM salah satunya dilakukan di Jalan Tol ruas Serbelawan – Pematang Siantar. Di sana, BIM dilakukan secara end to end serta langkah awal menuju digital twins dengan data streamline dari fase perencanaan, desain, konstruksi, hingga operasional. Implementasi teknologi digital pada proyek ini dilakukan pada seluruh life cycle proyek.
“Dimulai dengan digital survey menggunakan Light Detection and Ranging (LiDAR), engineering design, BIM Modeling, analisa, serta pemilihan trase yang berdampak pada proyek menjadi lebih baik, lebih cepat dan lebih efisien,” kata Tjahjo.
Masih terkait jalan tol, Hutama Karya juga telah memasang kamera Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) di Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ruas Bakauheni – Terbanggi Besar. Ini menjadi jalan tol pertama yang menerapkan tilang elektronik di Indonesia.
“Apabila mobil melaju dengan kecepatan lebih dari 100 km per jam, pengendara tersebut akan langsung ditilang oleh polisi di wilayah tersebut. Tilang elektronik ini juga menjadi komitmen Hutama Karya dalam menekan kecelakaan di jalan tol,” ujar Tjahjo.
Selain itu, seluruh jalan tol yang dikelola oleh Hutama Karya juga menerapkan Intelligent Traffic System (ITS) dalam hal pendeteksian kondisi lalu lintas secara real time serta penyampaian secara otomatis kepada pengguna jalan, Weight in Motion (WIM) dalam menciptakan bebas kendaraan overload, serta pengembangan aplikasi HK Toll Apps sebagai media informasi seputar tol berbasis mobile.
Tjahjo mengatakan bahwa infrastruktur yang dibangun Hutama Karya menjadi komitmen untuk bangkit usai pandemi COVID-19. Sesuai dengan tagline G20 tahun ini "Recover Together, Recover Stronger", perusahaan meyakini melalui infrastruktur pemulihan ekonomi menjadi lebih cepat.
“Distribusi logistik antar provinsi di Sumatra pun lebih mudah karena ada JTTS, pemulihan sektor wisata lebih cepat karena akses jalan sudah terpenuhi, dengan begini kami yakin akan tumbuh dan bangkit bersama-sama,” katanya.
Sesuai dengan agenda G20 di Indonesia, pemerintah dan 19 negara anggota bersepakat mempertajam peran investasi infrastruktur selama dan setelah pandemi dengan berfokus pada empat agenda utama.
Agenda tersebut antara lain meningkatkan investasi infrastruktur berkelanjutan atau sustainable infrastructure dengan mendorong partisipasi sektor swasta, menekankan peran infrastruktur dalam mendorong inklusi sosial dan mengurangi kesenjangan antar daerah, meningkatkan investasi infrastruktur digital dan penggunaan teknologi dalam infrastruktur, serta mendorong infrastruktur transformatif usai COVID-19.
Baca juga: Kepala BRIN: Presidensi G20 dorong ketahanan pangan dunia yang berkelanjutan