Jakarta (ANTARA) - Indonesia melalui forum Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20 Indonesia mendorong negara-negara anggota memiliki indeks untuk mengukur kecakapan dan literasi digital.
"Kemarin, ketika kita tawarkan ide ini ke negara-negara lain, sebagian besar mendukung," kata Alternate Chair DEWG dan Juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika Dedy Permadi, dikutip Senin.
Indonesia, sebelum forum tersebut diadakan bulan lalu, menyusun G20 Toolkit for Measuring Digital Skills and Literacy, pengukuran kecakapan dan literasi digital.
Pengukuran ini akan dilakukan dalam bentuk survei. Indonesia mengharapkan paling tidak negara G20 memiliki standar pengukuran yang sama untuk kecakapan dan literasi digital.
Hasil survei tersebut akan dipublikasikan sehingga negara anggota bisa belajar satu sama lain. Lebih jauh, hasil survei ini dapat digunakan untuk pengembangan riset sampai pengambilan kebijakan.
Pengukuran tingkat literasi digital yang ditawarkan Indonesia pada forum DEWG mirip dengan apa yang dilakukan Kementerian Kominfo sejak beberapa tahun belakangan. Kementerian setiap tahun menerbitkan Indeks Literasi Digital skala nasional.
Isu kecakapan dan literasi digital merupakan salah satu dari tiga isu prioritas yang diusung Indonesia dalam forum DEWG Presidensi G20 Indonesia. Delegasi negara anggota G20 mengusulkan untuk mempertimbangkan aspek di luar teknis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam isu ini.
Forum tersebut mengusulkan "people centered digital infrastructure", pembangunan infrastruktur TIK yang berorientasi pada manusia. Artinya, pembangunan infrastruktur TIK juga perlu diimbangi dengan kesiapan sumber daya manusia menggunakan internet dan teknologi.
"Manusianya harus disiapkan untuk bisa menggunakan internet itu secara positif, produktif dan kreatif," kata Dedy.
Kementerian Kominfo menjadi pengampu forum DEWG Presidensi G20 Indonesia, yang telah diadakan sejak Maret. Pertemuan ini masih akan berlangsung hingga Agustus.
Pembahasan yang dihasilkan dari DEWG akan dibawa ke pertemuan tingkat menteri Digital Economy Minister's Meeting.
"Kemarin, ketika kita tawarkan ide ini ke negara-negara lain, sebagian besar mendukung," kata Alternate Chair DEWG dan Juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika Dedy Permadi, dikutip Senin.
Indonesia, sebelum forum tersebut diadakan bulan lalu, menyusun G20 Toolkit for Measuring Digital Skills and Literacy, pengukuran kecakapan dan literasi digital.
Pengukuran ini akan dilakukan dalam bentuk survei. Indonesia mengharapkan paling tidak negara G20 memiliki standar pengukuran yang sama untuk kecakapan dan literasi digital.
Hasil survei tersebut akan dipublikasikan sehingga negara anggota bisa belajar satu sama lain. Lebih jauh, hasil survei ini dapat digunakan untuk pengembangan riset sampai pengambilan kebijakan.
Pengukuran tingkat literasi digital yang ditawarkan Indonesia pada forum DEWG mirip dengan apa yang dilakukan Kementerian Kominfo sejak beberapa tahun belakangan. Kementerian setiap tahun menerbitkan Indeks Literasi Digital skala nasional.
Isu kecakapan dan literasi digital merupakan salah satu dari tiga isu prioritas yang diusung Indonesia dalam forum DEWG Presidensi G20 Indonesia. Delegasi negara anggota G20 mengusulkan untuk mempertimbangkan aspek di luar teknis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam isu ini.
Forum tersebut mengusulkan "people centered digital infrastructure", pembangunan infrastruktur TIK yang berorientasi pada manusia. Artinya, pembangunan infrastruktur TIK juga perlu diimbangi dengan kesiapan sumber daya manusia menggunakan internet dan teknologi.
"Manusianya harus disiapkan untuk bisa menggunakan internet itu secara positif, produktif dan kreatif," kata Dedy.
Kementerian Kominfo menjadi pengampu forum DEWG Presidensi G20 Indonesia, yang telah diadakan sejak Maret. Pertemuan ini masih akan berlangsung hingga Agustus.
Pembahasan yang dihasilkan dari DEWG akan dibawa ke pertemuan tingkat menteri Digital Economy Minister's Meeting.