Manado (ANTARA) - Sekretaris Daerah, Asiano Gamy Kawatu mengatakan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) terus meningkatkan ekspor untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan tersebut.

"Fungsi pemerintah hanyalah memediasi dan memfasilitasi. Prakarsa itu mesinnya lahir dari para pelaku usaha yang nantinya menjadi pendorong, penggerak meningkatkan ekspor Sulut," kata Sekdaprov Kawatu di Manado, Sabtu.

Dia mengatakan, komoditas ekspor Sulut paling besar yang sifatnya tradisional adalah kopra, cengkeh dan pala.

Beberapa waktu terakhir, kata dia, Pemprov Sulut berupaya merangkul bukan saja para pelaku usaha yang ada di daerah ini tetapi melibatkan juga yang ada di luar daerah.

Upaya lainnya, tim pemerintah provinsi selalu membuka ruang sampai ke Papua dan Ambon untuk memenuhi kuota ekspor minimal ke Jepang sebanyak 40 ton dalam satu kali penerbangan langsung ke Jepang.

"Gubernur Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw terus berusaha merangkul semua pemangku kepentingan dalam upaya membangun dunia ekspor Sulut ke depan yang lebih baik.

"Lobi terus dilakukan, komunikasi diintensifkan dan kerja bersama juga ditingkatkan," katanya.

Dia berharap, pandemi COVID-19 segera berakhir dan memunculkan semangat terus melakukan upaya-upaya revolusioner terkait dengan ekspor yang tidak tradisional lagi.

Data Kantor Karantina Pertanian Manado menyebutkan, hingga akhir 2021 nilai ekspor pertanian provinsi ujung utara tersebut mencapai Rp5,8 triliun, naik sebesar 109 persen dibanding ekspor tahun 2020 sebesar Rp2,82 triliun.

Sebanyak 46 negara yang menjadi tujuan ekspor, sementara China, Malaysia, Amerika Serikat, Belanda, India, Vietnam, Korea Selatan, Jerman, Spanyol serta Thailand menjadi yang terbanyak menyerap komoditas ekspor pertanian provinsi tersebut.

Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024