Solo (ANTARA) - Pemerintah Kota Surakarta mendampingi ibu hamil dan menyusui dari sisi pemenuhan gizi untuk mencegah kasus kekerdilan pada anak salah satunya dengan memberikan multivitamin.
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surakarta Selvi Ananda di sela pemberian multivitamin untuk ibu hamil dan ibu menyusui di Solo, Senin mengatakan saat ini angka kasus kekerdilan di Kota Solo masih cukup tinggi.
"Angka stunting (kekerdilan) di Solo sekitar 800. Kami nomor dua tertinggi se-Jateng, setelah Tegal," katanya.
Ia mengatakan kasus kekerdilan di Solo mayoritas terjadi karena kurang terpenuhinya gizi ibu saat hamil.
"Tidak bisa dipungkiri, itu terjadi karena banyak faktor, seperti kurang gizi, faktor ekonomi, higienitas lingkungan, sanitasi, drainase, dan kebersihan di keluarga itu sendiri. Cuma ya memang lebih banyak di cakupan gizinya," katanya.
Terkait hal itu, ditargetkan ada penurunan angka kasus kekerdilan sebesar 3 persen/tahun. Menurut dia, untuk bisa merealisasikan target tersebut bukan perkara mudah.
"Butuh bantuan dari beberapa pihak. Makanya kami menggandeng beberapa pihak untuk memberikan bantuan, tidak hanya edukasi dan sosialisasi tetapi juga memberikan bantuan secara langsung," katanya.
Bahkan, dikatakannya, program selanjutnya masih akan mengedepankan kerja sama dengan beberapa pihak dengan memanfaatkan program bakti sosial perusahaan.
"Kami cari CSR untuk memberikan bantuan lagi untuk anak stunting, ibu hamil, dan ibu menyusui untuk meningkatkan gizi," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih membenarkan masih tingginya kasus kekerdilan di Solo.
"Data itu berdasarkan SSGI (Survei Status Gizi Indonesia), pakainya blok sensus. Solo mendapatkan sepuluh blok sensus. Blok sensus ini menggambarkan berapa populasi anak, jadi tidak seluruh penduduk ditimbang. Di sistem ini kan sudah bisa digeneralkan, blok dianggap mewakili penduduk Solo," katanya.
Sementara itu, pada kesempatan tersebut vitamin diberikan kepada 2.000 ibu hamil dan ibu menyusui di Kota Surakarta.
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surakarta Selvi Ananda di sela pemberian multivitamin untuk ibu hamil dan ibu menyusui di Solo, Senin mengatakan saat ini angka kasus kekerdilan di Kota Solo masih cukup tinggi.
"Angka stunting (kekerdilan) di Solo sekitar 800. Kami nomor dua tertinggi se-Jateng, setelah Tegal," katanya.
Ia mengatakan kasus kekerdilan di Solo mayoritas terjadi karena kurang terpenuhinya gizi ibu saat hamil.
"Tidak bisa dipungkiri, itu terjadi karena banyak faktor, seperti kurang gizi, faktor ekonomi, higienitas lingkungan, sanitasi, drainase, dan kebersihan di keluarga itu sendiri. Cuma ya memang lebih banyak di cakupan gizinya," katanya.
Terkait hal itu, ditargetkan ada penurunan angka kasus kekerdilan sebesar 3 persen/tahun. Menurut dia, untuk bisa merealisasikan target tersebut bukan perkara mudah.
"Butuh bantuan dari beberapa pihak. Makanya kami menggandeng beberapa pihak untuk memberikan bantuan, tidak hanya edukasi dan sosialisasi tetapi juga memberikan bantuan secara langsung," katanya.
Bahkan, dikatakannya, program selanjutnya masih akan mengedepankan kerja sama dengan beberapa pihak dengan memanfaatkan program bakti sosial perusahaan.
"Kami cari CSR untuk memberikan bantuan lagi untuk anak stunting, ibu hamil, dan ibu menyusui untuk meningkatkan gizi," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih membenarkan masih tingginya kasus kekerdilan di Solo.
"Data itu berdasarkan SSGI (Survei Status Gizi Indonesia), pakainya blok sensus. Solo mendapatkan sepuluh blok sensus. Blok sensus ini menggambarkan berapa populasi anak, jadi tidak seluruh penduduk ditimbang. Di sistem ini kan sudah bisa digeneralkan, blok dianggap mewakili penduduk Solo," katanya.
Sementara itu, pada kesempatan tersebut vitamin diberikan kepada 2.000 ibu hamil dan ibu menyusui di Kota Surakarta.