Manado, (Antara Sulut)  Perusahaan Migas minta Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, memudahkan birokrasi dalam pelaksanaan pekerjaan pencarian sumber migas baru.

"Selama ini, setiap kali melakukan pencarian sumber-sumber Migas yang baru, kami harus berhadapan dengan pengusaha lainya pemilik dan pengelola lahan," kata Humas PT Migas Seleraya Yuichiro Tampi, di Manado, Kamis.

Tampi mengatakan, sebagai perusahaan yang punya hak untuk mencari lahan Migas yang baru, birokrasi dalam pekerjaan tersebut seharusnya dimudahkan, dalam artian tinggal terima bersih.

Ia menjelaskan, tidak semua lahan yang menjadi tempat pencarian sumber Migas yang baru itu semuanya dimiliki, karena di paling atas biasanya adalah lahan sawit, kemudian di tengahnya batu bara, barulah di lapisan paling bawah Migas.

"Untuk melakukan pengeboran kami akan harus berurusan dengan pemilik perkebunan kepala sawit, lalu batubara lalu bisa melakukan pekerjaa, artinya ini sangat menhambat kami, sehingga pekerjaan yang harusnya sudah menghasilkan minyak tidak berjalan sebagaimana mestinya," kata Tampi.

Dengan begitu ia mengakui produksi tidak maksimal, sebab modal investasi berkurang karena waktu tersita banyak, untuk mengurusi birokrasi lainnya, sementara biaya tenaga kerja dan lainya tetap berjalan, akhirnya produksi jadi turun dan tak mencapai target.

"Kalau bisa untuk melakukan pekerjaan pencarian sumber migas yang baru, kami tinggal tahu bersih saja, supaya bisa menyuplai kebutuhan Migas nasional dengan lebih maksimal," kata Tampi.

Ia menuturkan berdasarkan ketentuan dari Kementerian ESDM, ada banyak sekali data yang diberikan, PT Seleraya diwajibkan memproduksi minyak sekitar 1,2 juta barel perhari, namun hingga tahun ini, produksinya masih sekitar 900 ribu barel perhari, dengan wilayah operasi Sumatera Selatan dan Jawa. 

Pewarta : Joyce Bukarakombang
Editor : Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024