Manado, (Antara Sulut) - Dua badai tropis masing-masing Maliksi dan Caemi di Laut Cina Selatan dan Samudera Pasifik, hendaknya diwaspadai oleh nelayan penangkap ikan di wilayah Sulawesi Utara.

"Memang masih cukup jauh. Tapi semakin ke Utara mengarah ke perairan Filipina berpeluang terjadi gelombang tinggi tinggi. Dan ini akan sangat membahayakan untuk aktivitas nelayan penangkap ikan," kata Prakirawan Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Utara, Nurhadi, di Manado, Selasa.

Dia mengatakan, selain dua badai tropis tersebut, tekanan rendah yang terjadi di Samudera Pasifik, sebelah Timur Filipina, berpeluang mempengaruhi cuaca di Sulawesi Utara.

"Memang tidak akan terjadi bunyi dentuman halilintar seperti beberapa waktu lalu. Tapi akan mempengaruhi pola angin yang melalui wilayah Sulawesi Utara," ungkapnya.

Dia menjelaskan, ketinggian gelombang yang terjadi di perairan Kabupaten Kepulauan Siau, Tagulandang, Biaro (Sitaro), Kabupaten Sangihe dan Talaud diperkirakan 0,75 meter hingga 2,5 meter.

Sementara ketinggian gelombang di perairan Laut Maluku sekitar 0,75 meter hingga dua meter, sedangkan di perairan Laut Sulawesi diperkirakan 0,5 meter hingga 1,25 meter.

"Badai akan berimplikasi pada ketinggian gelombang. Apalagi perairan kabupaten kepulauan berhadapan dengan Samudera Pasifik," kata dia.

Dia mengatakan, dengan ketinggian gelombang seperti ini belum akan mempengaruhi aktivitas pelayaran menuju ke tiga daerah kepulauan tersebut.
(guntur/@antarasulutcom)

Pewarta : Karel Polakitan
Editor : Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024