Manado (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menerapkan delapan strategi mengantisipasi penularan COVID-19 varian Omicron di daerah berpenduduk lebih 2,6 juta jiwa tersebut.

"Rapat evaluasi dan pemantapan kebijakan pengendalian COVID-19 yang dilakukan ini merupakan langkah antisipasi varian COVID-19 Omicron di daerah ini," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Sulut, Gammy Kawatu di Manado, Jumat.

Delapan poin strategi antisipasi varian Omicron yang dikeluarkan oleh Kementerian Dalam Negeri yaitu penerapan protokol kesehatan 5M, terutama penggunaan masker dan menghindari kerumunan, pengetatan kedatangan dari luar negeri dan imbauan untuk tidak bepergian ke luar negeri.

Penegakkan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi, PPKM berbasis level dan mikro, kesiapan rumah sakit dan tempat isolasi terpusat, mengintensifkan "tracing dan testing", mempercepat capaian vaksinasi dan mempercepat riset Omicron.

Sekdaprov berharap pentingnya koordinasi, sinkronisasi, validasi dan aktualisasi data terkait penanganan COVID-19 terkait data vaksinasi.

“Di tahun 2022 ini kita akan menjalankan delapan poin strategi arahan Mendagri guna mengantisipasi lonjakan varian Omicron yang diprediksi terjadi pada akhir Januari atau awal Februari ini,” jelasnya.

Pemprov Sulut, kata dia, akan menyiapkan laporan evaluasi penanganan COVID-19 tahun 2021 untuk disampaikan kepada pemerintah pusat, serta menerapkan langkah-langkah antisipatif gelombang ketiga dengan mengacu Instruksi Mendagri.

Pemprov menurut dia terus melakukan sosialisasi 5M dan program vaksinasi kepada masyarakat berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota, termasuk dalam persiapan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen melalui pemberian vaksin bagi anak usia 6 - 11 tahun.

“Hasil rapat ini kemudian akan kita laporkan kepada bapak Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw, kemudian akan diteruskan kepada jajaran Forkopimda yang menjadi bagian Satgas COVID-19,” katanya.

Jubir Satgas COVID-19 Sulut Steven Dandel berharap narasi yang menyebut Omicron lebih cepat penyebarannya dibandingkan varian lain tapi tidak terlalu mematikan, tak usah digunakan.

"Narasi tersebut bisa berdampak negatif karena dapat menimbulkan sikap acuh di kalangan masyarakat bilamana nantinya diterapkan kembali PPKM sebagai langkah antisipasi gelombang ketiga COVID-19 terutama varian Omicron," harapnya.


Pewarta : Karel Alexander Polakitan
Editor : Jorie MR Darondo
Copyright © ANTARA 2024