Jakarta (ANTARA) - Lovere meramaikan jenama kosmetik lokal lewat produk peel off mask yang mengunggulkan kandungan Deep sea water (DSW) di dalamnya.
DSW diklaim mengandung semua mineral vital yang positif seperti Magnesium, Kalsium, Kalium, Zinc dan Vanadium yang akan memberikan vitalitas lebih dari 70 triliun sel di tubuh.
Masker wajah Lovere diformulasikan untuk membantu menyeimbangkan pH kulit wajah, membantu memperbaiki skin barrier, juga sebagai antidote untuk kulit kering, gatal, maupun sensitif.
“Lewat Peel Off Mask ini, DFW juga berfungsi untuk melembabkan dan mencerahkan kulit wajah, sekaligus memberikan efek relaksasi dan revitalisasi pada kulit wajah sehingga terlihat lebih sehat,” kata CEO sekaligus founder Lovere, Adam Leo dalam keterangannya pada Selasa.
Peel off mask dianggap sebagai salah satu cara memberikan kesempatan "rehat" bagi kulit wajah dari berbagai produk dan zat aktif make up sehingga kulit wajah bisa kembali segar.
“Sering kali konsumen terlalu fokus kepada produk skin care dengan berbagai macam jenis produk yang digunakan untuk perawatan kulit wajah. Secara tidak langsung, mereka melupakan bahwa kulit wajah kita malah menjadi lebih lelah,” ujarnya.
Kesan lelah yang ditimbulkan oleh wajah tak lain merupakan akibat dari zat aktif dan zat kimia yang digunakan berlebihan secara terus menerus. “Hal ini yang menjadi salah satu alasan hadirnya Lovere, yaitu memberikan produk yang berfungsi sebagai penyeimbang pH kulit wajah, juga memberikan revitalisasi dan relaksasi untuk kulit wajah melalui masker wajah peel-off.
Jenama asal Bandung itu berfokus pada slogan mereka yakni relaxing innovation alias memiliki visi bahwa produk Lovere adalah produk inovatif dan dapat memberikan manfaat penuh buat penggunanya.
“Lovere juga memberikan bisnis benefit bagi semua calon pelaku usaha retail, baik offline maupun online,” kata Adam.
Meski sudah mengenalkan produknya beberapa waktu lalu, secara digital Lovere baru akan dirilis pada 10 Desember 2021. Produk-produk mereka ke depannya akan tersedia di official store sejumlah marketplace populer Indonesia, dan para reseller di kota-kota besar di seluruh Indonesia.
“Lovere layak ditunggu, karena konsumen akan merasakan kepuasan dan kebahagiaan tersendiri terhadap produk Lovere. Karena kami yakin bahwa Lovere Peel-Off mask dengan deep sea water sebagai hero ingredient-nya adalah jawaban untuk masalah kelelahan kulit wajah kita,” ujar Adam.
Halaman selanjutnya: Bangkitnya jenama kosmetik lokal Bangkitnya jenama kosmetik lokal
Ilustrasi kosmetik Lovere (ANTARA/HO)
Menurut data Kementerian Perindustrian, kosmetik lokal mengalami pertumbuhan sebanyak tujuh persen sepanjang 2019.
Indonesia bahkan prediksi akan menjadi pasar kosmetik terbesar ke-5 di dunia dalam 10 hingga 15 tahun ke depan mengingat jumlah populasi wanita yang lebih dari 150 juta jiwa.
Selain itu, kini penduduk Indonesia sudah semakin sadar akan penampilan, make up, dan perawatan diri yang menjadi gaya hidup. Bahkan saat Indonesia mengalami perlambatan ekonomi, tren berbelanja kosmetik dan personal care di Indonesia terus meningkat.
Faktor pendorong pertumbuhan industri kecantikan di tanah air lain adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik dapat menopang industri meskipun sempat dihantam badai pandemi namun mulai pulih secara berangsur-angsur. Selain itu paparan media sosial turut berkontribusi besar mempromosikan produk-produk kosmetik.
Sayangnya, meski jenama lokal mulai bangkit, gempuran kosmetik impor masih menguasai pasar di Indonesia.
Data nilai impor industri kosmetik terus meningkat dari 583,3 juta dolar AS (2016) menjadi 850,16 juta dolar AS (2018), dan sedikit turun menjadi 803,58 juta dolar AS (2019).
Sementara nilai ekspor produk kosmetik lokal hanya 470,3 juta dolar AS (2016), naik jadi 556,31 juta dolar AS (2018), dan turun sedikit menjadi 506,56 juta dolar AS.
Di sisi lain, ada sekitar 749 perusahaan industri kosmetik di Tanah Air yang menyerap 75 ribu tenaga kerja secara langsung dan 600 ribu tidak langsung, 95 persen di antaranya merupakan Industri Kecil dan Menengah (IKM).
Ketua Umum Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi (PPA) Kosmetika Indonesia, Solihin Sofian, beberapa waktu lalu menjelaskan meskipun digempur oleh produk impor, industri kosmetik lokal pada dasarnya tetap tumbuh dan potensial.
Ia mencatat pertumbuhan industri kosmetika pada tahun 2017 tumbuh 6,35 persen, yang mana semula 153 perusahaan meningkat menjadi 760 perusahaan, dan ekspor mencapai 519,99 juta dolar AS dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 470,3 juta dolar AS.
Tahun 2018, industri kosmetik lokal tumbuh 7,36 persen, pada 2019 tumbuh 9 persen dan ekspor mencapai 600 juta dolar AS, dan pada 2020 tumbuh 9,39 persen.
Dengan besarnya pasar, perlu ada pengetatan impor kosmetik jadi.
Pemerintah sendiri akan fokus pada pengelolaan impor bahan baku atau penolong dan juga pengetatan impor barang jadi untuk memastikan produksi barang jadi/turunan tidak mengalami hambatan.
Untuk itulah pemerintah melakukan langkah strategis berupa program substitusi impor sebesar 35 persen, peningkatan utilisasi produksi, dan mendorong investasi baru di sektor industri kosmetik.
Mengamini rencana pemerintah, Adam lewat jenama Levore miliknya mengaku mampu bersaing dengan kosmetik impor. “Seperti Wardah, Sometinc, MSGlow, dan lain-lain, ini sangat membanggakan buat Indonesia. Pada umumnya produk skin care produksi lokal sangat baik, memberikan banyak opsi produk sesuai kebutuhan konsumennya,” tutur Adam.
Sementara, di antara brand lainnya, Lovere memiliki daya tarik tersendiri, karena meramaikan industri kosmetik lokal dengan nilai-nilainya tersendiri.
Tak hanya itu, untuk mengenalkan produk juga khasiatnya, Lovere memang tak bosan memberi edukasi pada masyarakat.
Bisnis Lovere menjadi sangat menarik bagi reseller, karena hanya dengan modal usaha Rp600 ribu, reseller bisa memulai usaha sendiri. Hal itu, tentu menjadi peluang bisnis yang menjanjikan di era pemulihan ekonomi usai pandemi.
Kesimpulan
Indonesia memiliki potensi besar sebagai pasar kosmetik seiring dengan jumlah populasi penduduk wanita, paparan sosial media dan juga kesadaran masyarakat akan pentingnya perawatan tubuh dan wajah.
Meski jenama kosmetik lokal mulai tumbuh dan berpotensi menjadi besar di Tanah Air, pemerintah tetap harus memberikan dukungan dan perlindungan kepada para produsen lokal agar mampu bersaing dengan produk impor.
DSW diklaim mengandung semua mineral vital yang positif seperti Magnesium, Kalsium, Kalium, Zinc dan Vanadium yang akan memberikan vitalitas lebih dari 70 triliun sel di tubuh.
Masker wajah Lovere diformulasikan untuk membantu menyeimbangkan pH kulit wajah, membantu memperbaiki skin barrier, juga sebagai antidote untuk kulit kering, gatal, maupun sensitif.
“Lewat Peel Off Mask ini, DFW juga berfungsi untuk melembabkan dan mencerahkan kulit wajah, sekaligus memberikan efek relaksasi dan revitalisasi pada kulit wajah sehingga terlihat lebih sehat,” kata CEO sekaligus founder Lovere, Adam Leo dalam keterangannya pada Selasa.
Peel off mask dianggap sebagai salah satu cara memberikan kesempatan "rehat" bagi kulit wajah dari berbagai produk dan zat aktif make up sehingga kulit wajah bisa kembali segar.
“Sering kali konsumen terlalu fokus kepada produk skin care dengan berbagai macam jenis produk yang digunakan untuk perawatan kulit wajah. Secara tidak langsung, mereka melupakan bahwa kulit wajah kita malah menjadi lebih lelah,” ujarnya.
Kesan lelah yang ditimbulkan oleh wajah tak lain merupakan akibat dari zat aktif dan zat kimia yang digunakan berlebihan secara terus menerus. “Hal ini yang menjadi salah satu alasan hadirnya Lovere, yaitu memberikan produk yang berfungsi sebagai penyeimbang pH kulit wajah, juga memberikan revitalisasi dan relaksasi untuk kulit wajah melalui masker wajah peel-off.
Jenama asal Bandung itu berfokus pada slogan mereka yakni relaxing innovation alias memiliki visi bahwa produk Lovere adalah produk inovatif dan dapat memberikan manfaat penuh buat penggunanya.
“Lovere juga memberikan bisnis benefit bagi semua calon pelaku usaha retail, baik offline maupun online,” kata Adam.
Meski sudah mengenalkan produknya beberapa waktu lalu, secara digital Lovere baru akan dirilis pada 10 Desember 2021. Produk-produk mereka ke depannya akan tersedia di official store sejumlah marketplace populer Indonesia, dan para reseller di kota-kota besar di seluruh Indonesia.
“Lovere layak ditunggu, karena konsumen akan merasakan kepuasan dan kebahagiaan tersendiri terhadap produk Lovere. Karena kami yakin bahwa Lovere Peel-Off mask dengan deep sea water sebagai hero ingredient-nya adalah jawaban untuk masalah kelelahan kulit wajah kita,” ujar Adam.
Halaman selanjutnya: Bangkitnya jenama kosmetik lokal Bangkitnya jenama kosmetik lokal
Menurut data Kementerian Perindustrian, kosmetik lokal mengalami pertumbuhan sebanyak tujuh persen sepanjang 2019.
Indonesia bahkan prediksi akan menjadi pasar kosmetik terbesar ke-5 di dunia dalam 10 hingga 15 tahun ke depan mengingat jumlah populasi wanita yang lebih dari 150 juta jiwa.
Selain itu, kini penduduk Indonesia sudah semakin sadar akan penampilan, make up, dan perawatan diri yang menjadi gaya hidup. Bahkan saat Indonesia mengalami perlambatan ekonomi, tren berbelanja kosmetik dan personal care di Indonesia terus meningkat.
Faktor pendorong pertumbuhan industri kecantikan di tanah air lain adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup baik dapat menopang industri meskipun sempat dihantam badai pandemi namun mulai pulih secara berangsur-angsur. Selain itu paparan media sosial turut berkontribusi besar mempromosikan produk-produk kosmetik.
Sayangnya, meski jenama lokal mulai bangkit, gempuran kosmetik impor masih menguasai pasar di Indonesia.
Data nilai impor industri kosmetik terus meningkat dari 583,3 juta dolar AS (2016) menjadi 850,16 juta dolar AS (2018), dan sedikit turun menjadi 803,58 juta dolar AS (2019).
Sementara nilai ekspor produk kosmetik lokal hanya 470,3 juta dolar AS (2016), naik jadi 556,31 juta dolar AS (2018), dan turun sedikit menjadi 506,56 juta dolar AS.
Di sisi lain, ada sekitar 749 perusahaan industri kosmetik di Tanah Air yang menyerap 75 ribu tenaga kerja secara langsung dan 600 ribu tidak langsung, 95 persen di antaranya merupakan Industri Kecil dan Menengah (IKM).
Ketua Umum Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi (PPA) Kosmetika Indonesia, Solihin Sofian, beberapa waktu lalu menjelaskan meskipun digempur oleh produk impor, industri kosmetik lokal pada dasarnya tetap tumbuh dan potensial.
Ia mencatat pertumbuhan industri kosmetika pada tahun 2017 tumbuh 6,35 persen, yang mana semula 153 perusahaan meningkat menjadi 760 perusahaan, dan ekspor mencapai 519,99 juta dolar AS dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 470,3 juta dolar AS.
Tahun 2018, industri kosmetik lokal tumbuh 7,36 persen, pada 2019 tumbuh 9 persen dan ekspor mencapai 600 juta dolar AS, dan pada 2020 tumbuh 9,39 persen.
Dengan besarnya pasar, perlu ada pengetatan impor kosmetik jadi.
Pemerintah sendiri akan fokus pada pengelolaan impor bahan baku atau penolong dan juga pengetatan impor barang jadi untuk memastikan produksi barang jadi/turunan tidak mengalami hambatan.
Untuk itulah pemerintah melakukan langkah strategis berupa program substitusi impor sebesar 35 persen, peningkatan utilisasi produksi, dan mendorong investasi baru di sektor industri kosmetik.
Mengamini rencana pemerintah, Adam lewat jenama Levore miliknya mengaku mampu bersaing dengan kosmetik impor. “Seperti Wardah, Sometinc, MSGlow, dan lain-lain, ini sangat membanggakan buat Indonesia. Pada umumnya produk skin care produksi lokal sangat baik, memberikan banyak opsi produk sesuai kebutuhan konsumennya,” tutur Adam.
Sementara, di antara brand lainnya, Lovere memiliki daya tarik tersendiri, karena meramaikan industri kosmetik lokal dengan nilai-nilainya tersendiri.
Tak hanya itu, untuk mengenalkan produk juga khasiatnya, Lovere memang tak bosan memberi edukasi pada masyarakat.
Bisnis Lovere menjadi sangat menarik bagi reseller, karena hanya dengan modal usaha Rp600 ribu, reseller bisa memulai usaha sendiri. Hal itu, tentu menjadi peluang bisnis yang menjanjikan di era pemulihan ekonomi usai pandemi.
Kesimpulan
Indonesia memiliki potensi besar sebagai pasar kosmetik seiring dengan jumlah populasi penduduk wanita, paparan sosial media dan juga kesadaran masyarakat akan pentingnya perawatan tubuh dan wajah.
Meski jenama kosmetik lokal mulai tumbuh dan berpotensi menjadi besar di Tanah Air, pemerintah tetap harus memberikan dukungan dan perlindungan kepada para produsen lokal agar mampu bersaing dengan produk impor.